

ARTIKEL
Sering dianggap sama, Inilah perbedaan Chikungunya dan DBD
Apr 25, 2025 11:05pm
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk pembawa penyakit yang sering membuat orang tua was-was. Sama seperti DBD, chikungunya juga merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, namun belum banyak orang tua yang familiar dengan penyakit ini. Padahal, chikungunya memiliki gejala yang berbeda dari DBD.
Lantas, apa perbedaan Chikungunya dan DBD? Yuk, cari tahu lebih dalam agar bunda bisa lebih waspada!
Apa Itu Chikungunya?
Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Jenis Nyamuk ini membawa virus Chikungunya setelah menggigit seseorang yang telah terinfeksi sebelumnya. Penyakit ini tidak bisa ditularkan antar manusia, jadi tidak akan menular hanya karena terkena droplet air liur penderita.
Chikungunya sangat rentan dialami oleh bayi baru lahir, lansia, atau orang dengan imun tubuh yang lemah. Selain itu, resiko penyakit chikungunya juga lebih besar jika tinggal di lingkungan yang kotor dan lembab sehingga banyak spot berkembang biak untuk nyamuk.
Gejala chikungunya berbeda-beda pada setiap penderita, beberapa bahkan tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, umumnya penderita mengalami gejala yang timbul dalam 3–7 hari setelah tergigit oleh nyamuk.
Gejala yang timbul tersebut dapat berupa demam tinggi (>39°C), ruam kemerahan di seluruh tubuh, sendi bengkak, nyeri otot dan sendi, nyeri tulang, mual, muntah, tubuh terasa lemas, dan sakit kepala.
Apa Itu Demam Berdarah Dengue (DBD)?
Sama dengan chikungunya, DBD disebabkan oleh virus dengue yang dibawah oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albopictus. Sampai saat ini, DBD masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia karena jumlahnya yang terus meningkat setiap tahun.
Masa inkubasi DBD adalah sekitar 4-14 hari. Terdapat tiga fase pada DBD yang sering disebut siklus pelana kuda, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Pada fase demam, penderita akan mengalami demam tinggi, diikuti dengan gejala lain seperti muncul bintik merah, serta penurunan trombosit.
Kemudian memasuki fase kritis, demam tiba-tiba menurun yang sering membuat orang tua terkecoh mengira si kecil sudah hampir sembuh. Jika sudah berada pada fase ini, penderita sudah harus berada di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Setelah melewati fase kritis, terakhir adalah fase penyembuhan. Fase ditandai dengan jumlah trombosit yang mulai naik dan suhu tubuh yang mulai menurun.
Perbedaan Chikungunya dan DBD
Setelah mengetahui pengertian masing-masing dari kedua penyakit tersebut, chikungunya dan DBD dapat dibedakan dari penyebab dan gejalanya. Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya, sementara DBD disebabkan oleh virus Dengue.
Selain itu, chikungunya memiliki gejala awal yang sama dengan demam biasa, namun disertai dengan nyeri sendi atau nyeri tulang. Sementara DBD juga memiliki gejala yang sama pada fase awal, namun disertai dengan fase kritis dimana suhu tubuh akan turun seolah-olah sudah mau sembuh.
Mana yang Lebih Berbahaya?
Chikungunya dan DBD sama-sama berbahaya, apalagi jika tidak segera dapat penanganan khusus. DBD bisa dicegah dengan pemberian vaksin demam berdarah yang disebut Tetravalent Dengue Vaccine (TDV) untuk memberi perlindungan terhadap empat jenis virus dengue, yaitu DENV1, DENV2, DENV3, dan DENV4. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah menganjurkan pemberian vaksin ini untuk masyarakat berusia 6–45 tahun.
Untuk mengatasi chikungunya dan DBD, diperlukan penanganan khusus dari dokter, namun bunda bisa memberikan pertolongan pertama untuk meredakan demamnya. Nah, untuk meredakan demamnya, bunda bisa memberikan si kecil Termorex.
Termorex, merupakan sirup obat dengan kandungan paracetamol untuk membantu meredakan demam pada anak seperti setelah imunisasi, sakit kepala, dan sakit gigi. Termorex telah menjadi sirup obat demam andalan para ibu di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Hadir dengan rasa jeruk dan bebas alkohol.
Bunda bisa beli Termorex, di Apotek dan toko obat terdekat, atau beli secara online di Official Store Konimex di e-commerce favorit Bunda seperti Konimex store, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.
Apabila demam tidak kunjung turun dan menunjukan gejala lain, jangan ragu untuk menghubungi dokter, ya. Yuk, cegah sebelum penyakit bertambah parah!
BACA JUGA: Chikungunya: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya