ARTIKEL

Jadwal Imunisasi Anak yang Lengkap Menurut IDAI

Jun 02, 2024 8:13pm

Setiap anak berhak mendapatkan imunisasi sebagai upaya perlindungan dari berbagai macam penyakit. Imunisasi sendiri merupakan program untuk memenuhi Konvensi Hak Anak PBB sejak September 1990 yang meliputi survival, development, protection dan participation.

Imunisasi sudah harus dilakukan sejak bayi baru lahir dan dilakukan secara berkala sampai usianya 18 tahun. Namun, banyak orangtua yang enggan melakukan imunisasi karena takut dengan efek sampingnya serta jadwal imunisasi yang terkesan ribet dan membingungkan. Padahal, jadwal dan dosis imunisasi sudah diatur jelas oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), lho!

Nah, supaya bunda tidak melewatkan jadwal imunisasi untuk si kecil, baca artikel ini dan catat informasinya, ya!

 

Jadwal Imunisasi Anak Menurut IDAI

Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jadwal dan dosis imunisasi dasar yang wajib diberikan untuk anak adalah sebagai berikut:

  

  • Hepatitis B

 

Diberikan pada bayi baru lahir sebelum berumur 24 jam. 30 menit sebelum imunisasi akan dilakukan penyuntikan vitamin K1. Untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 g, sebaiknya ditunda sampai usia 1 bulan.

  

  • Vaksin Polio

 

Jadwal pemberian vaksin polio lengkap terdiri dari bOPV (bivalent Oral Polio Vaccine) saat lahir, 3x bOPV dan minimal 2x IPV (Inactivated Poliovirus Vaccine), sesuai panduan Kementerian Kesehatan pada usia 4 dan 9 bulan.

  

  • BCG

 

Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau sebelum berusia 1 bulan. Jika ibu memiliki penyakit TB aktif, maka vaksin BCG akan ditunda sampai terbukti bayi tidak terinfeksi TB, namun tetap akan diberikan terapi untuk mencegah TB. Jika terbukti negati, vaksin BGC dapat diberikan pada usia 3 bulan.
 

  • DPT

 

Vaksin DTwP atau DTaP dapat diberikan pada usia 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan. Booster pertama usia 18 bulan. Booster berikutnya akan diberikan sebanyak dua kali pada usia 5-7 tahun dan 10-18 tahun.

  

  • Vaksin HiB (Haemophilus Influenzae Type B) 

 

Vaksin HiB adalah vaksin yang disuntikkan intramuskular (injeksi ke dalam otot tubuh) dan dapat diberikan pada anak usia 2,4,6 bulan atau 2,3,4 bulan, dan usia 18 bulan

  

  • PCV

 

Vaksin PCV diberikan pada usia 2, 4 dan 6 bulan dan booster pada usia 12-15 bulan. Jika belum sempat mendapatkan vaksin PCV pada usia 7-12 bulan, berikan vaksin PCV sebanyak 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster pada usia 12 -15 bulan dengan jarak 2 bulan. 

Jika anak belum mendapatkan vaksin pada usia 1-2 tahun, berikan vaksin PCV 2 kali dengan jarak 2 bulan. Kemudian, jika belum diberikan pada usia 2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan dan  PCV13 diberikan 1 kali.

  

  • Vaksin Rotavirus (RV)

 

Vaksin RV monovalen (RV1) diteteskan ke dalam mulut. Dosis pertama diberikan pada usia 6-12 minggu, dosis kedua diberikan dengan jarak minimal 4 minggu dari dosis pertama,  paling lambat usia 24 minggu. 

Vaksin RV pentavalen (RV5) diberikan dalam 3 dosis, yaitu dosis pertama pada usia 6-12 minggu, dosis kedua diberikan dengan jarak 4-10 minggu, sementara dosis ketiga paling lambat  usia 32 minggu.

  

  • Vaksin Influenza

 

Vaksin influenza diberikan mulai sejak usia 6 bulan. Pada usia 6 bulan - 8 tahun, diberikan 2 dosis, untuk usia 9 tahun ke atas cukup satu kali. Vaksin ini diberikan secara berkala setiap satu tahun sekali.

  

  • Vaksin MR/MMR

 

Dosis pertama vaksin MMR diberikan mulai umur 9 bulan, dosis kedua pada umur 15-18 bulan, dan dosis ketiga pada umur 5-7 tahun.  Bila sampai usia 12 bulan belum mendapat MMR dapat diberikan MMR mulai  usia 12–15 bulan, dan dosis kedua 5–7 tahun.

  

  • Japanese Encephalitis (JE)

 

Vaksin JE akan diberikan untuk anak yang tinggal di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis selama 1 bulan atau lebih. Dosis pertama dimulai pada usia 9 bulan, kemudian diberikan dosis penguat untuk anak yang tinggal di daerah endemis untuk perlindungan jangka panjang.

  

  • Vaksin Varicella

 

Vaksin varicella diberikan mulai usia 12–18 bulan. Untuk anak usia 1–12 tahun diberikan 2 dosis dengan jarak 6 minggu - 3 bulan. Kemudian untuk anak berusia 13 tahun atau lebih diberikan dengan jarak 4 sampai 6 minggu.

  

  • Hepatitis A

 

Dosis vaksin Hepatitis A diberikan sebanyak dua kali pada usia 12 bulan, kemudian dilanjutkan dengan jarak 6–12 bulan setelah dosis pertama.

  

  • Vaksin Tifoid

 

Vaksin tifoid diberikan sekali pada anak usia 2 tahun, kemudian diberikan secara berulang setiap 3 tahun sekali sampai usia 18 tahun.

  

  • HPV

 

Vaksin HPV diberikan ada anak perempuan usia 9-14 tahun sebanyak 2 dosis dengan jarak 6–15 bulan, atau pada BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) SD dosis pertama saat kelas 5 dan dosis kedua saat kelas 6.

  

  • Vaksin Dengue

 

Vaksin Dengue diberikan sejak usia 9-16 tahun sebanyak 3 dosis dengan jarak 6 bulan. Vaksin ini dapat diberikan pada anak yang pernah sakit dengue yang dikonfirmasi dengan deteksi antigen (dengue rapid test NS-1 atau PCR ELISA) atau tes serologi IgM anti dengue. Namun, jika tidak pernah sakit dengue akan dilakukan tes serologi IgG anti dengue.

 

Itulah dosis dan jadwal imunisasi anak yang sudah ditetapkan oleh IDAI. Sekarang bunda tidak perlu bingung lagi, kan? Cukup bawa si kecil ke puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, bunda bisa bisa berkonsultasi dan bertanya pada petugas kesehatan di sana.

 

Perihal efek samping setelah imunisasi, bunda tak perlu khawatir karena biasanya anak hanya akan mengalami demam. Maka dari itu, selalu sedia Termorex di kotak P3K bunda. Termorex, merupakan sirup obat dengan kandungan paracetamol untuk membantu meredakan demam pada anak seperti setelah imunisasi, sakit kepala, dan sakit gigi. Termorex telah menjadi sirup obat demam andalan para ibu di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Hadir dengan rasa jeruk dan bebas alkohol.

 

Selain itu, bunda juga bisa menempelkan Termorex Patch jika ingin lebih praktis. Termorex Patch merupakan plester kompres untuk meredakan panas demam pada si kecil dengan rasa dingin yang dapat bertahan hingga 8 jam serta daya lekat kuat namun tetap lembut di kulit si Kecil. Termorex Patch, plester kompres demam ini bisa ditempelkan pada dahi, pergelangan tangan, atau lipatan ketiak si kecil. Bunda juga dapat mengkombinasikan penanganan demam si Kecil dengan menggunakan Termorex Patch, plester kompres demam berbarengan dengan pemberian obat sirup Termorex.

 

Bunda bisa beli Termorex dan Termorex Patch, di Apotek dan toko obat terdekat, atau beli secara online di Official Store Konimex di e-commerce favorit Bunda seperti Konimex estore, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

 

Artikel Lainnya : Efek Samping Imunisasi pada Anak dan Cara Mengatasinya

Tags:

Halaman