ARTIKEL

3 Penyakit dengan Gejala Demam Naik-Turun, Apa Saja, ya!

Mar 02, 2025 4:52pm

Demam adalah keadaan dimana suhu tubuh meningkat drastis melebihi batas suhu tubuh normal yaitu >37,5°C. Meskipun sering membuat orang tua panik, demam umumnya tidak berbahaya dan hanya respon alami tubuh dalam melawan virus dan bakteri yang masuk ke tubuh. Namun, demam juga bisa menjadi gejala penyakit serius jika pola demamnya tidak biasa.

Salah satu yang sering terjadi adalah demam dengan pola naik turun yang merupakan gejala dari beberapa penyakit, Lantas, apa saja penyakit yang ditandai dengan demam naik turun? Yuk, simak selengkapnya di artikel ini!

1.
Demam tifoid
Demam tifoid atau tifus disebabkan oleh kontaminasi bakteri Salmonella typhi yang diserap bersama makanan dan menyebar ke seluruh organ tubuh, terutama hati dan limpa. Kontaminasi bakteri ini kemudian menyebabkan nyeri dan pembengkakan. Penularan penyakit tifus dapat terjadi dari manusia ke manusia jika terkena percikan air liur penderita saat kontak langsung seperti bersin, batuk, dan berbicara.

Gejala tifus antara lain demam yang tak kunjung turun, pencernaan terganggu, nyeri badan, lemas, nafsu makan berkurang, sakit kepala, serta sakit perut. Tidak seperti demam biasa, demam gejala tifus biasanya berlangsung secara bertahap dan suhu badan akan semakin tinggi pada sore hari.

2.
Demam berdarah dengue (DBD)
Demam berdarah dengue (DBD masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia karena jumlahnya yang terus meningkat setiap tahun. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang dibawah oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albopictus. Jenis nyamuk ini berkembang biak pada musim penghujan dan sering ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis.

Gejala DBD ditandai dengan munculnya bintik merah di sekujur tubuh. Terdapat tiga fase pada DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Fase demam DBD sering disebut siklus pelana kuda. Penderita akan mengalami demam tinggi, diikuti dengan gejala lain seperti muncul bintik merah,
serta penurunan trombosit. Pada fase kritis, suhu tubuh akan turun drastis sehingga membuat orang tua terkecoh dan mengira pasien akan segera sembuh.

3.
Malaria
Sama seperti DBD, malaria banyak terjadi di daerah dengan iklim tropis dan subtropis. Malaria disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium dengan spesies P. falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae yang dibawa oleh nyamuk Anopheles betina. Selanjutnya, parasit akan masuk ke tubuh dan mengendap di organ hati dan menginfeksi sel darah merah.

Masa inkubasi malaria sekitar 10-15 hari. Gejala malaria pada anak di antaranya demam tinggi, berkerigat, menggigil, mual, muntah, nyeri otot dan sendi, serat diare pada beberapa kasus.

Demam malaria bersifat siklus atau naik turun dan terjadi setiap 48 hingga 72 jam yang sering disebut “Trias Malaria”, atau 3 siklus yang terjadi secara berulang. Ketiga siklus tersebut antara lain:

  • Cold stage, pada fase ini tubuh akan terasa menggigil dan biasanya terjadi pada jam 11-12 siang selama 15 menit sampai 1 jam.
  • Hot stage, demam tinggi akan terjadi selama 2-6 jam. Jika suhu terlalu panas, anak bisa mengalami kejang-kejang.
  • Sweating stage, fase ini berlangsung selama 2-4 jam, tubuh lebih banyak berkeringat dan demam mulai menurun.

Meredakan Gejala Demam
Ketiga penyakit di atas tentunya membutuhkan penanganan khusus dari dokter. Namun, untuk meredakan gejala demamnya di fase awal, bunda bisa memberikan si kecil  Termorex. Termorex, merupakan sirup obat dengan kandungan paracetamol untuk membantu meredakan demam pada anak seperti setelah imunisasi, sakit kepala, dan sakit gigi.

Termorex telah menjadi sirup obat demam andalan para ibu di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Hadir dengan rasa jeruk dan bebas alkohol.

Bunda bisa beli Termorex, di Apotek dan toko obat terdekat, atau beli secara online di Official Store Konimex di e-commerce favorit Bunda seperti Konimex store, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

Itulah beberapa penyakit yang ditandai dengan demam naik turun. Jika si kecil sedang mengalami gejala tersebut, sebaiknya langsung dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, ya!

BACA JUGA: Gejala Demam pada Anak yang Harus Diwaspadai Selama Masa Demam Berdarah

Tags:

Halaman