

ARTIKEL
Malaria: Penyebab, Gejala, dan Mencegahnya
Jan 21, 2025 1:06pm
Selain DBD, penyakit lain yang disebabkan oleh nyamuk adalah malaria. Masyarakat Indonesia yang tinggal di negara beriklim tropis ini sangat rentan terkena malaria, terutama saat musim hujan karena virus dan bakteri lebih banyak berkembang biak saat udara lembab.
Supaya bunda lebih waspada terhadap penularan malaria di lingkungan keluarga, ketahui dulu penyebab, gejala, dan cara mengatasi malaria.
Penyebab Malaria
Kasus malaria banyak terjadi di daerah dengan iklim tropis dan subtropis, seperti Afrika, Amerika Selatan dan Asia. Malaria disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium dengan spesies P. falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae yang dibawa oleh nyamuk Anopheles betina.
Dilansir laman WHO, malaria tidak dapat menular dari manusia ke manusia, melainkan hanya bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk. Setelah parasit masuk ke tubuh, mereka akan mengendap di organ hati dan menginfeksi sel darah merah.
Gejala Malaria
Malaria bisa alami oleh siapa saja, terutama anak-anak sebagai kelompok yang rentan karena kekebalan tubuhnya masih lemah. Masa inkubasi malaria sekitar 10-15 hari. Gejala malaria pada anak di antaranya:
- Demam
- Menggigil
- Banyak berkeringat
- Mual dan muntah
- Badan terasa lelah
- Nyeri otot dan sendi
- Diare, pada beberapa kasus
Suhu tubuh penderita malaria bisa mencapai lebih dari 39?. Demam malaria bersifat siklus atau naik turun dan terjadi setiap 48 hingga 72 jam, tergantung dari jenis parasit yang menginfeksi.
Demam pada penyakit malaria sering disebut “Trias Malaria”, atau 3 siklus yang terjadi secara berulang. Ketiga siklus tersebut antara lain:
- Cold stage, pada fase ini tubuh akan terasa menggigil dan biasanya terjadi pada jam 11-12 siang selama 15 menit sampai 1 jam.
- Hot stage, demam tinggi akan terjadi selama 2-6 jam. Jika suhu terlalu panas, anak bisa mengalami kejang-kejang.
- Sweating stage, fase ini berlangsung selama 2-4 jam, dimana tubuh lebih banyak berkeringat dan demam mulai menurun.
Demam yang naik turun ini tentu saja dapat membuat bunda khaatir. Untuk meredakan demamnya dengan cepat, bunda bisa memberikan si kecil Termorex sebagai pertolongan pertama.
Termorex, merupakan sirup obat dengan kandungan paracetamol untuk membantu meredakan demam pada anak seperti setelah imunisasi, sakit kepala, dan sakit gigi. Termorex telah menjadi sirup obat demam andalan para ibu di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Hadir dengan rasa jeruk dan bebas alkohol.
Bunda bisa beli Termorex, di Apotek dan toko obat terdekat, atau beli secara online di Official Store Konimex di e-commerce favorit Bunda seperti Konimex store, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.
Selain demam, si kecil juga bisa mengalami hipotermia, yaitu kondisi dimana suhu tubuh yang jauh lebih rendah dari normalnya.
Cara Mencegah Malaria
Pada dasarnya, cara mencegah malaria sama dengan mencegah DBD, yaitu dengan menerapkan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur). Menguras bak mandi berguna untuk memutus rantai siklus nyamuk, karena genangan air merupakan tempat nyamuk berkembang biak dan menyimpan telurnya.
Selain menguras, bak mandi dan semua genangan air juga harus ditutup agar tidak menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Selain itu, bunda bisa menanam tanaman penangkal nyamuk, mendaur ulang barang bekas, dan merapikan baju-baju yang menumpuk di rumah. Fogging juga perlu dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk membunuh nyamuk sampai ke telurnya.
BACA JUGA: Berbeda dengan DBD, Kenali Gejala Malaria pada Anak