ARTIKEL
Berbeda dengan DBD, Kenali Gejala Malaria pada Anak
Aug 02, 2024 7:48pm
Nyamuk adalah salah satu hama yang sangat merugikan untuk manusia. Selain dapat menyebabkan badan gatal dan bentol, nyamuk juga sering membawa penyakit. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk adalah Malaria.
Malaria adalah penyakit akibat infeksi parasit Plasmodium dengan spesies P. falciparum, P. vivax, P. ovale , dan P. malariae yang dibawa oleh nyamuk Anopheles betina. Kebanyakan kasus malaria terjadi di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Gejala malaria diawali dengan demam, maka dari itu biasanya orang tua menganggap bahwa itu hanyalah demam biasa saja. Lantas, apa saja gejala malaria yang perlu bunda kenali? Yuk, baca artikel ini sampai habis agar bunda semakin waspada!
Gejala Malaria pada Anak
Semua orang bisa menderita penyakit ini, mulai dari anak-anak hingga lansia. Namun, anak-anak merupakan kelompok yang rentan karena kekebalan tubuhnya masih lemah. Gejala malaria pada anak di antaranya:
- Demam, biasanya merupakan gejala awal dengan suhu tubuh lebih dari 39?. Demam dapat bersifat siklus atau naik turun dan terjadi setiap 48 hingga 72 jam tergantung pada jenis parasit yang menginfeksi
- Menggigil, demam biasanya selalu disertai menggigil atau panas dingin.
- Banyak berkeringat, tubuh lebih banyak berkeringat, terutama saat demam mulai menurun.
- Mual dan muntah, terjadi pada awal terkena infeksi.
- Badan terasa lelah
- Nyeri otot dan sendi
- Diare, pada beberapa kasus
Selain demam, si kecil juga bisa mengalami hipotermia, yaitu kondisi dimana suhu tubuh yang jauh lebih rendah dari normalnya.
Demam pada penyakit malaria biasa disebut sebagai “Trias Malaria”, yaitu 3 siklus yang terjadi secara berulang. Ketiga siklus tersebut antara lain:
- Cold stage, pada fase ini tubuh akan terasa menggigil dan biasanya terjadi pada jam 11-12 siang selama 15 menit sampai 1 jam.
- Hot stage, demam tinggi akan terjadi selama 2-6 jam. Jika suhu terlalu panas, anak bisa mengalami kejang-kejang.
- Sweating stage, fase ini berlangsung selama 2-4 jam, dimana tubuh lebih banyak berkeringat dan demam mulai menurun.
Gejala malaria seringkali disalah artikan sebagai gejala DBD memiliki gejala berupa siklus demam juga. Namun, malaria tidak memiliki gejala pendarahan seperti ruam dan mimisan seperti DBD.
Jadi, gejala malaria lebih sulit dibandingkan dengan demam biasa. Jika si kecil sudah demam disertai dengan menggigil, bunda harus segera membawanya ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Nah, untuk mengurangi demam saat gejala malaria dan DBD, bunda bisa memberikan si kecil Termorex.
Termorex, merupakan sirup obat dengan kandungan paracetamol untuk membantu meredakan demam pada anak seperti setelah imunisasi, sakit kepala, dan sakit gigi. Termorex telah menjadi sirup obat demam andalan para ibu di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Hadir dengan rasa jeruk dan bebas alkohol.
Bunda bisa beli Termorex, di Apotek dan toko obat terdekat, atau beli secara online di Official Store Konimex di e-commerce favorit Bunda seperti Konimex store, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.
Apabila demam tidak kunjung turun dan menunjukan gejala lain, jangan ragu untuk menghubungi dokter, ya!
BACA JUGA: Demam Bisa Jadi Gejala Awal dari Empat Penyakit Ini