ARTIKEL

Sering Dianggap Sama, Apa Perbedaan Demam Dengue dengan DBD?

Jun 02, 2024 6:53pm

Kita sudah sering mendengar tentang penyakit demam berdarah. Banyak orang mengira kalau demam berdarah itu sama dengan DBD, namun ternyata kedua penyakit ini berbeda, lho. Demam dengue dan demam berdarah dengue (DBD) sama-sama disebabkan oleh infeksi virus dengue oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Keduanya adalah penyakit berbahaya yang masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan antara kedua penyakit ini. Apa saja perbedaanya? Apakah cara mengatasinya juga berbeda? Yuk, simak di artikel ini!

 

Apa Itu Demam Dengue?

 

Demam dengue (DD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Kebanyakan kasus demam dengue tidak bergejala atau memiliki gejala yang sama dengan sakit biasa, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, mual, dan muntah.

Selain itu, demam dengue memiliki gejala penurunan trombosit namun tidak terjadi pendarahan. Sehingga tidak muncul gejala yang menunjukan pendarahan seperti gusi berdarah atau mimisan.  Dilansir dari laman MedicineNet, demam dengue yang tidak ditangani dengan baik dapat berubah menjadi demam berdarah dan Dengue Shock Syndrome (DSS). Namun, jika ditangani dengan baik penderita demam dengue bisa sembuh dalam waktu seminggu.

 

Apa Itu Demam Berdarah Dengue (DBD)?

 

Sama seperti demam dengue, DBD juga disebabkan oleh infeksi virus dengue. Dilansir dari MedicineNet ,gejalanya juga tidak jauh berbeda, hanya saja akan terdapat gejala pendarahan seperti mudah memar, mimisan, gusi berdarah, demam yang naik turun.

Terdapat tiga fase yang akan dilewati penderita DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Saat memasuki fase kritis, suhu tubuh akan turun sehingga bisa membuat kita terkecoh dan mengira bahwa penyakit sudah mau sembuh. Pada saat fase kritis ini, penderita sudah harus dibawa ke rumah sakit dan diberikan perawatan intensif. Perawatan dirumah sangat tidak dianjurkan karena membutuhkan perawatan seperti pemeriksaan suhu, tekanan darah, dan denyut nadi secara berkala, pemantauan pemasukan dan pengeluaran cairan dari tubuh, dan perhatian ekstra terhadap makanan yang dikonsumsi.

 

Perbedaan Demam Dengue dan DBD

Setelah mengetahui pengertian dari masing-masing penyakit, kita bisa menyimpulkan beberapa perbedaan antara demam dengue dan DBD. Perbedaan tersebut antara lain:

 

 

  • Gejala

 

Demam dengue dan DBD memiliki gejala yang hampir sama. Namun, pada demam dengue tidak terdapat tanda-tanda pendarahan walaupun trombositnya menurun. Sementara pada DBD akan ditemukan tanda pendarahan seperti bintik dan ruam merah di kulit. Itulah sebabnya banyak orangtua yang tidak sadar saat anak terkena demam dengue dan hanya mengiranya sebagai demam biasa.

 

 

  • Cara Mengatasi

 

Demam dengue sebenarnya masih bisa diatasi sendiri dirumah asalkan dengan perawatan yang benar. Bunda harus memperhatikan asupan makanan dan cairan dan waktu istirahat anak. Sedangkan untuk demam berdarah, si kecil harus dibawa ke rumah sakit untuk diberi perawatan khusus, karena jika terlambat ditangani akibatnya bisa terjadi komplikasi.

Untuk meredakan gejala demam, bunda juga bisa memberikan Termorex untuk si kecil. Termorex, merupakan sirup obat dengan kandungan paracetamol untuk membantu meredakan demam pada anak seperti setelah imunisasi, sakit kepala, dan sakit gigi. Termorex telah menjadi sirup obat demam andalan para ibu di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Hadir dengan rasa jeruk dan bebas alkohol.

Bunda bisa beli Termorex, di Apotek dan toko obat terdekat, atau beli secara online di Official Store Konimex di e-commerce favorit Bunda seperti Konimex store, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

Ternyata perbedaan demam dengue dan DBD tidak terlalu banyak, ya. Walaupun begitu bunda perlu mengetahui perbedaannya agar bisa lebih waspada terhadap gejala yang ditunjukan si kecil. Jika anak menunjukan gejaa demam dengue, tidak ada salahnya untuk langsung membawanya konsultasi ke dokter.

 

Artikel Lainnya : Kenali 3 Fase Demam Berdarah, Kapan Harus ke Dokter?

 

Tags:

Halaman