ARTIKEL
Sebentar Lagi Musim Hujan, Cegah DBD dengan 5 Cara Ini
Sep 18, 2019 11:20am
Memasuki bulan September, beberapa daerah di Indonesia sudah mengalami musim hujan. Mengingat akan ada banyak genangan air yang muncul di musim hujan, Bunda wajib waspada risiko penyakit demam berdarah (DBD). Pasalnya, nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD cenderung berkembang biak di genangan air. Namun, tenang saja, ada banyak cara yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah DBD, kok. Bukan hanya untuk kesehatan Bunda sendiri, tapi juga demi si kecil!
Rutin menguras bak mandi
Seperti yang disebutkan, genangan air menjadi tempat favorit nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak. Biasanya nyamuk betina bertelur di dinding bak air. Saat telur menetas, keluar larva nyamuk yang akan mendapat makanan dari mikroorganisme di sekitar. Larva tersebut akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa seiring, biasanya siklus ini berlangsung selama 8-10 hari.
Itulah kenapa untuk mencegah DBD, Bunda dianjurkan untuk membersihkan dan menguras bak mandi secara rutin, minimal seminggu sekali. Dengan melakukannya, Bunda pun memutus siklus pertumbuhan nyamuk Aedes Aegypti. Apabila di rumah Bunda terdapat wadah penampung air lain, misalnya ember atau vas bunga, usahakan untuk membersihkannya juga, ya.
Jangan terlalu lama menumpuk baju
Mungkin Bunda belum punya waktu atau masih merasa terlalu lelah untuk melipat cucian atau mencuci baju kotor. Alhasil, Bunda pun jadi menumpuk baju kotor di sudut ruangan, membiarkan baju yang baru dicuci tertumpuk begitu saja, atau menggantung baju di balik pintu.
Bunda, kebiasaan tersebut bisa meningkatkan risiko DBD, lho. Tumpukan atau gantungan baju menjadi salah satu tempat favorit nyamuk untuk hinggap. Karenanya, hindari menumpuk baju terlalu lama untuk mencegah DBD. Kalau memang Bunda harus menyimpan kembali baju yang baru dipakai, sebaiknya lipat dan simpan di tempat bersih dan tertutup.
Memasang kasa atau kelambu nyamuk
Mencegah DBD juga bisa Bunda lakukan dengan memasang kasa pada jendela dan seluruh lubang ventilasi. Ada cukup banyak jenis kasa yang tersedia di pasaran, mulai dari yang terbuat dari magnet, kawat, hingga jaring-jaring yang rapat. Nah, akan lebih optimal kalau Bunda juga memasang kelambu di sekeliling ranjang, baik ranjang Bunda dan si kecil. Dengan begini, selama tidur, Bunda dan keluarga akan terhindari dari risiko gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Pangkas tanaman liar di halaman
Apakah Bunda memiliki halaman atau pekarangan outdoor di rumah? Coba cek apakah ada rumput atau tanaman liar yang tumbuh di sana. Kalau ada, Bunda sebaiknya segera memangkasnya karena kumpulan ilalang liar dan rumput lebat yang tidak terawat bisa menjadi sarang nyamuk tersembuyi. Apalagi saat musim hujan, biasanya tidak semua air terserap ke tanah. Tidak jarang muncul sisa genangan air di antara tanaman-tanaman ini. Di sinilah nyamuk DBD bisa berkembang biak.
Oleh sebab itu, segera ajak pasangan untuk memangkas tanaman-tanaman liar di pekarangan rumah, ya. Tutup juga lubang-lubang genangan dan kuras seluruh pot untuk mencegah DBD.
Menanam tanaman antinyamuk
Bunda, yuk manfaatkan tanaman-tanaman tertentu untuk mengusir nyamuk secara alami. Beberapa contohnya adalah bunga lavender, serai wangi, dan daun peppermint. Bahkan lavender kerap menjadi bahan utama obat nyamuk karena mengandung zat aktif lynalyl asetat dan linalool yang memang tidak disukai nyamuk. Bunda bisa menanam tanaman-tanaman tersebut di beberapa pot kecil, kemudian letakkan di area-area strategis seperti dekat jendela dan pintu masuk.
Jangan biarkan nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di lingkungan rumah Bunda. Lakukan kelima cara di atas demi mencegah DBD dan melindungi si kecil serta keluarga. Semoga Bunda dan keluarga terhindari dari DBD, ya!