ARTIKEL

Nafsu Makan Buah Hati Berkurang, Apa Penyebabnya?

Nov 02, 2015 2:27pm

Usia Putri hampir dua tahun. Selama ini tidak ada masalah yang berarti dalam kaitan dengan kesehatannya. Secara fisik perkembangannya tidak berbeda jauh dari perkembangan anak-anak lain yang seusia. Dalam hal kecerdasan dan kelincahan ia juga terbilang normal. Namun ada satu hal belakangan ini yang membuat bunda merasa resah. Selera makannya tiba-tiba sangat berkurang. Apa sebabnya?

 

Hilangnya atau menurunnya nafsu makan (anorexia) menyebabkan berkurangnya asupan makanan. Nafsu makan atau keinginan alami untuk mengonsumsi makanan pada anak-anak dikendalikan oleh kebutuhan energi tubuh mereka. Anak yang aktif akan mengonsumsi jumlah makanan lebih besar, sementara anak yang kurang aktif mungkin tidak memiliki nafsu makan sama sekali. Anak dalam fase tumbuh kembang cepat mengonsumsi makanan lebih banyak ketimbang anak dalam fase tumbuh kembang lambat. Selain itu kebutuhan makanan akan berkurang selama periode di antara kedua fase tumbuh kembang ini. Kadang sulit membedakan antara menurunnya kebutuhan makanan yang normal dengan menurunnya nafsu makan. Selama anak dapat mempertahankan laju pertumbuhannya, asupan makanan yang berkurang tidak perlu dikhawatirkan.

 

Hilangnya nafsu makan dapat dikaitkan dengan beberapa faktor seperti emosional (cemas, kesepian, depresi), fisik (cacat kongenital yang menyebabkan gangguan proses menelan, penyerapan, dan pengosongan makanan), patologis (akibat suatu penyakit), dan sosio-ekonomi (tradisi mengekang nafsu makan). Namun penyebab yang paling sering adalah berbagai penyakit kronis, infeksi, masalah gigi atau gusi, nyeri kronis dan masalah emosi. Saat anak merasa sakit, nafsu makan atau minat terhadap makanan cenderung menurun atau berkurang. Ini terjadi pada hampir semua penyakit, baik ringan maupun berat. Yang menjadi masalah, hilangnya nafsu makan dalam waktu lama dapat menyebabkan penurunan berat badan, berkurangnya massa otot, dan gangguan proses penyembuhan.

 

Seandainya buah hati bunda menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut: (1) hanya makan dan minum sedikit dalam beberapa hari terakhir atau (2) berat badannya turun drastis dan/atau mengalami dehidrasi, (3) tampak kurus, perhatikan apakah keadaan itu disertai mual, muntah, dan/atau demam.

 

Apabila jawab atas pertanyaan di atas ya, buah hati bunda mungkin mengalami iritasi atau infeksi saluran pencernaan, misalnya gastroentritis. Untuk ini, tidak ada anjuran lain kecuali memeriksakannya ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan terapi yang sesuai.

 

Apabila jawab atas pertanyaan di atas tidak, cermati apakah buah hati bunda sedang mengonsumsi obat-obat karena kondisi yang sedang dialaminya. Apabila jawabnya ya, hilangnya nafsu makan boleh jadi karena salah satu atau gabungan obat-obat itu. Apakah obat itu diresepkan oleh dokter? Apabila ya, laporkan keadaan itu kepada dokter yang pernah menanganinya. Apabila obat itu tanpa resep dokter, penghentian obat tersebut mungkin dapat memulihkan nafsu makan buah hati bunda.

 

Apabila buah hati bunda tidak sedang mengonsumsi obat, perhatikan apakah hilangnya nafsu makan disertai 2 atau lebih di antara gejala berikut ini: (1) demam, (2) sakit tenggorokan, (3) sakit kepala, (4) bengkak dan/atau sakit pada leher, ketiak, atau pangkal paha, (5) lemah dan/atau letih, (6) kulit dan mata berwarna kekuningan, (7) sakit pada perut kanan atas atau teraba lunak pada daerah hati. Apabila jawabnya ya, buah hati bunda mungkin menderita infeksi virus, misalnya hepatitis A dan mononukleosis.

 

Jika gejala-gejala seperti di atas tidak ada, perhatikan lagi apakah buah hati bunda menderita demam ringan disertai pilek dan/atau batuk. Jawaban ya akan mengantar bunda ke kesimpulan bahwa buah hati bunda mungkin menderita infeksi virus, misalnya virus yang menyerang alat-alat pernapasan. Virus apa pun yang menyerang, ada baiknya bunda berkonsultasi dengan dokter supaya mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Jika buah hati bunda tidak demam tetapi ia rewel dan pucat, boleh jadi ia menderita anemia defisiensi besi.

 

Jika buah hati bunda berumur sekitar 2 tahun, penurunan nafsu makan mungkin normal sebagai akibat fase tumbuh kembang yang lambat. Dalam situasi seperti ini anjuran bagi bunda adalah menciptakan saat makan yang menyenangkan bagi buah hati bunda. Sediakan bermacam-macam makanan kecil yang menarik tetapi bergizi. Memberi makan dalam porsi kecil tetapi sering akan lebih baik ketimbang memaksa anak makan tiga kali sehari dengan porsi yang menurut bunda normal. Usahakan agar buah hati bunda melakukan aktivitas fisik karena ini bisa merangsang rasa laparnya.

 

Seandainya setelah berkonsultasi dengan dokter, yang memeriksa kemungkinan-kemungkinan gangguan kesehatan pada buah hati bunda, belum berhasil memulihkan nafsu makannya, dokter itu biasanya akan merujuk buah hati bunda ke dokter spesialis anak. ***

 

Tags:

Halaman