ARTIKEL

Lidah Strawberry, Gejala COVID-19 Baru yang Sering Menyerang Anak

Jan 25, 2021 12:34pm

Pandemi COVID-19 masih belum berakhir dan bahkan sudah memasuki babak kedua. Ini ditandai dengan kemunculan gejala baru dari COVID-19 yang juga kini lebih banyak menyerang anak. Bunda jelas perlu mengetahui beberapa gejala baru dari COVID-19 ini. Salah satunya adalah kondisi lidah strawberry, gejala COVID-19 yang paling sering ditemukan pada pasien anak-anak yang terdeteksi positif. Mari cari tahu seluk beluk lidah strawberry supaya Bunda bisa lebih sigap menjaga kesehatan si kecil!

 

Apa itu lidah strawberry

Lidah strawberry pada dasarnya adalah gejala yang juga menandai beberapa penyakit lain, tidak hanya yang disebabkan oleh virus COVID-19. Kondisi lidah strawberry ini adalah keadaan di mana lidah si kecil terlihat kemerahan, lalu muncul bintil-bintil kecil serupa buah strawberry yang membuat lidah terasa sakit.

 

Penyakit Kawasaki, demam scarlet, radang parah, Toxic Shock Syndrome (TSS), serta alergi makanan atau obat juga dapat memunculkan gejala lidah strawberry. Kondisi lidah strawberry ini sendiri adalah peradangan yang terjadi di lidah dan bisa jadi sangat mengganggu saat akan makan atau berbicara. Itu sebabnya Bunda perlu melihat gejala-gejala lainnya yang juga muncul untuk lebih meyakinkan, apakah si kecil juga terdampak virus COVID-19 ataukah tidak.

 

Gejala baru COVID-19 pada anak

Selain lidah strawberry terdapat beberapa gejala baru lainnya juga. Gejala fisik lainnya yang juga dapat terlihat adalah mata jadi bengkak dan pipi jadi memerah seperti sedang demam. Gejala baru ini ditemukan dalam sebuah riset dan pemeriksaan medis lengkap yang dilakukan oleh The New York Medics kepada 35 anak yang mengalami peradangan yang diakibatkan oleh COVID-19.

 

Tidak hanya tanda-tanda tersebut saja, gejala lainnya yang juga terdeteksi pada beberapa anak antara lain telapak tangan menjadi merah, kemudian dalam beberapa kasus pun anak-anak mulai mengalami hiperemi bibir, sebuah kondisi di mana aliran darah meningkat tinggi dan membuat bibir jadi memerah dan mengalami peradangan. Jika si kecil menunjukkan beberapa gejala-gejala ini, pastikan Bunda segera melakukan pemeriksaan untuk mengetahui status si kecil apakah sudah terdampak COVID-19 atau belum.

 

Termasuk dalam kondisi MIS-C akibat COVID-19

Gejala-gejala yang tadi disebutkan, termasuk juga lidah strawberry, dikategorikan sebagai Multisystem Inflammatory Syndrome (MIS-C) yang diakibatkan oleh COVID-19. Ini dianggap gejala baru karena ditemukan pada akhir 2020 lalu. Kondisi ini adalah gejala lanjutan setelah beberapa gejala umum yang muncul karena COVID-19.

 

Anak-anak yang mengalami gejala kategori MIS-C ini memiliki beberapa peradangan parah di beberapa bagian tubuhnya. Tidak hanya yang terlihat di luar seperti yang sudah disebutkan di atas, tetapi juga peradangan pada paru-paru, jantung, pembuluh darah, sistem pencernaan, otak, hingga ginjal. Itu sebabnya setelah dinyatakan positif COVID-19, beberapa pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan lanjutan untuk organ dalamnya.

 

Waspada juga dengan parosmia

Selain gejala peradangan yang salah satunya adalah lidah strawberry tadi, Bunda juga harus waspada dengan keberadaan gejala lain, yakni parosmia. Parosmia adalah kondisi di mana anak yang positif COVID-19 kehilangan kemampuan untuk dapat mencium aroma atau mengidentifikasi bau. Virus ini ternyata mengganggu saraf penciuman juga dan bukan tidak mungkin akan mengganggu sistem saraf lainnya di otak.

 

Paparan di atas tersebut disampaikan oleh seorang ahli bedah telinga dari Inggris, Profesor Nirmal Kurmal pada portal berita SkyNews. Parosmia tidak hanya dialami oleh penderita saja, tetapi ternyata juga dialami oleh beberapa pasien yang sudah dinyatakan sembuh. Gejala parosmia tidak hanya tidak dapat mencium aroma, namun juga mengganggu penciuman dengan aroma belerang atau bau busuk. Ini terjadi terutama saat berhadapan dengan makanan.

 

Gejala-gejala baru ini dianggap lebih menyulitkan dan memperparah kondisi pasien, baik itu yang sudah dewasa maupun yang masih anak-anak. Untuk itu, Bunda perlu sering-sering memeriksa kondisi si kecil di rumah.

 

Pastikan juga agar Bunda dan si kecil selalu menerapkan protokol kesehatan baik ke luar rumah atau hanya saat berada di dalam rumah. Ajarkan juga anak-anak di rumah agar dapat menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari, termasuk mencuci tangan dengan bersih, memakai masker saat akan keluar rumah, serta membawa hand sanitizer saat keluar rumah.

Tags:

Halaman