

ARTIKEL
Kenali Gejala ISPA pada Anak dan Cara Mengatasinya
May 01, 2024 9:06am
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat infeksi virus, bakteri atau jamur. Penyakit bersifat menular dan bisa dialami oleh siapa saja tanpa mengenal usia, mulai dari anak-anak, dewasa, sampai lansia. Namun, anak-anak memang lebih rentan terserang ISPA karena daya tubuhnya belum cukup kuat untuk melawan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh.
Dikutip dari laman The National Health Services UK , ISPA dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
- ISPA bagian atas (Upper RTIs), terjadi pada bagian atas saluran pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, dan sinus yang disebabkan oleh virus, seperti Rhinovirus, Respiratory syncytial viruses (RSVs), Adenovirus, dan Parainfluenza virus.
- ISPA bagian bawah (Lower RTIs), terjadi pada bagian lebih dalam sistem pernapasan terutama bronkiolus dan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur. ISPA bagian bawah umumnya berlangsung lebih lama dan lebih berbahaya dari pada ISPA bagian atas.
Umumnya, anak-anak mengalami ISPA bagian atas yang disebabkan oleh infeksi virus. Namun, orang tua sering mengiranya sebagai batuk pilek biasa, mengingat gejala yang terjadi hampir sama. Lantas, apa saja gejala ISPA pada anak dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasannya di sini, ya!
Gejala ISPA pada Anak
Gejala ISPA pada anak tidak hanya satu atau dua, itulah sebabnya ISPA disebut sindrom karena menimbulkan banyak gejala. Dikutip dari laman Health Service Executive, gejala ISPA pada anak meliputi:
- Batuk
- Bersin
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau berair
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Demam tinggi
- Tubuh terasa lemas
- Dada sesak dan sulit bernapas
ISPA bagian bawah memiliki gejala yang sama ditambah dengan retraksi dada. Jika terjadi mengi atau napas berbunyi ‘ngik-ngik’, segera bawa anak ke dokter. Penanganan lebih cepat juga bisa bunda lakukan jika demam, batuk, dan pilek tidak kunjung membaik. Biasanya, gejala ISPA pada anak berlangsung selama satu sampai dua minggu, namun bisa lebih lama tergantung pada daya tahan tubuh anak.