ARTIKEL
Hati-hati, Inilah Sikap Orang Tua yang Bisa Menyakiti Jiwa Si Kecil
Aug 28, 2019 10:24am
Anak adalah harapan masa depan kedua orang tuanya. Tidak heran bila kemudian orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya agar ia tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bijak. Terkadang, orang tua juga menerapkan disiplin yang tinggi agar membentuk akhlaknya. Namun, terkadang orang tua lupa bahwa mendidik anak terlalu keras dapat menyakiti jiwanya. Terlebih jiwa anak masih sangat labil. Jika Bunda terlalu memaksakan suatu hal, bisa-bisa si kecil menjadi trauma.
Untuk mencegah trauma pada jiwa anak saat ia sudah tumbuh dewasa, yuk perhatikan beberapa sikap orang tua di bawah ini yang perlu dihindari!
Membuat anak merasa bersalah
Menanamkan perasaan bersalah kepada si kecil memang baik untuk membuatnya menjadi pribadi yang sadar akan kesalahan dan mudah meminta maaf. Namun, jangan pernah menanamkan perasaan bersalah kepada si kecil untuk hal-hal yang sebenarnya bukan kesalahannya. Bagaimana contohnya?
Misalnya anak sedang ingin pergi bermain bersama dengan temannya. Kemudian Bunda mengizinkan sembari mengatakan bahwa Bunda akan menunggu si kecil pulang untuk makan malam bersama. Tanpa disadari, hal ini akan menimbulkan pikiran dan perasaan bersalah kepada anak. Ia akan merasa seperti meninggalkan orang tuanya yang sudah menyiapkan makan untuk bisa pergi bersama dengan teman. Akan lebih baik jika Bunda memberi izin dan bilang untuk berhati-hati di perjalanan pulang.
Memarahi buah hati di muka publik
Memarahi anak memang sering dilakukan orang tua untuk memberi tahu bahwa hal yang dilakukan salah. Namun akan lebih baik Bunda mengganti amarah dan omelan menjadi penjelasan mengapa anak tidak melakukan suatu hal. Begitu juga ketika anak marah karena ada keinginannya yang tidak dituruti. Berikan alasan jelas mengapa Bunda melarangnya.
Di samping itu, hindari pula memarahi, meneriaki, dan mengancam anak di depan umum, bahkan di depan anggota keluarga sendiri. Hal tersebut sudah pasti akan membuatnya malu dan menyakiti jiwa anak. Saat Bunda memarahi anak di depan umum, hal tersebut akan selamanya ia ingat dan menjadi bekas luka seumur hidupnya. Ingat, anak juga punya perasaan.
Menceritakan rahasia orang tua
Bunda mungkin ingin menjadi teman bagi si kecil. Namun itu tidak berarti bisa menceritakan rahasia orang dewasa padanya. Contoh mudahnya, Bunda membelanjakan banyak uang secara diam-diam tanpa sepengetahuan pasangan. Supaya rahasia lebih terjaga, Bunda memperingatkan si kecil untuk tidak mengatakan apa-apa pada ayahnya. Hal tersebut sudah pasti akan melukai jiwa anak.
Meminta anak untuk selalu berbuat baik
Anak adalah cerminan orang tua. Sekuat apapun Bunda mendidiknya untuk menjadi orang yang baik, bijak, dan berbudi pekerti luhur, jika sehari-hari yang ia temui adalah orang tua dengan sifat yang berkebalikan dari itu semua, maka hal keinginan Bunda tidak akan pernah tercapai. Ingat bahwa anak kecil adalah peniru yang ulung. Apapun yang ia lihat dari kedua orang tuanya, akan ia ikuti. Jangan pernah katakan padanya untuk jadi lebih baik dari orang tuanya jika Bunda dan pasangan tidak pernah melakukan kebaikan yang bisa si kecil contoh.
Menjadi orang tua adalah pekerjaan seumur hidup yang tidak pernah ada pendidikannya. Bunda harus melakukannya sembari belajar. Salah memang wajar, tapi jangan sampai Bunda mengulang kesalahan yang sama pada si kecil. Pahami juga bahwa anak memiliki perasaan layaknya orang dewasa. Berhati-hatilah dalam bersikap dan bereaksi terhadapnya agar Bunda tidak melukai jiwa anak.