ARTIKEL
Cara Berkomunikasi dengan Anak Demi Hubungan Keluarga yang Sehat
Jan 25, 2021 1:05pm
Tidak semua orang tua dapat berada di rumah seharian untuk merawat dan mengurus anak-anak. Sebagian besar orang tua kini juga menghabiskan waktunya untuk bekerja, baik Ayah maupun Bunda. Apalagi jika anak-anak sudah cukup besar untuk ditinggal di rumah sendiri atau bersama babysitter, pastinya mereka akan semakin jarang untuk berinteraksi dengan orang tua.
Namun, bukan berarti kesempatan menjalin komunikasi dengan si kecil hilang begitu saja. Ada cara-cara berkomunikasi dengan anak yang bisa Bunda usahakan untuk mengembangkan hubungan keluarga yang sehat. Berikut beberapa tips atau cara berkomunikasi dengan anak yang bisa Bunda coba terapkan di rumah.
Hindari menceramahi anak
Poin pertama dan cukup penting yang perlu Bunda ingat adalah untuk sebisa mungkin menghindari menceramahi anak. Menceramahi bukanlah cara berkomunikasi dengan anak yang efektif karena menceramahi berlaku satu arah dan tidak mutual.
Kadang muncul rasa atau momen di mana Bunda ingin menyampaikan hal tertentu atau mengoreksi kesalahan si kecil. Dari situ, Bunda merasa perlu menceramahi si kecil untuk memastikan ia memahami poin-poin tertentu yang ingin Bunda sampaikan. Tetapi sayangnya, metode menceramahi ini justru akan menciptakan jarak dalam hubungan Bunda dan sang anak.
Alih-alih menceramahi si kecil, cobalah untuk berdialog dengannya. Hindari berbicara pada si kecil soal banyak hal tanpa memberinya kesempatan untuk berpendapat dan didengarkan. Berdialog bisa jadi salah satu solusi komunikasi yang bisa Bunda ambil. Dengan berdialog, Bunda tetap bisa menyampaikan pendapat Bunda tanpa mengesampingkan pendapat dan cara pandang si kecil juga.
Dengarkan cerita anak dengan perhatian penuh
Jadilah pendengar yang baik, Bunda! Cara berkomunikasi dengan anak yang paling penting bukanlah berbicara, tetapi justru lebih banyak mendengar. Menjadi pendengar yang baik dan suportif dapat membuat si kecil merasa aman dan nyaman berbicara dengan Bunda. Si kecil juga akan menjadi lebih terbuka dan ini akan memudahkan Bunda untuk mengetahui masalah atau kebutuhan si kecil.
Saat si kecil bercerita atau sedang berpendapat, cobalah mendengar dan melihat dari sudut pandangnya. Penting bagi Bunda sebagai orang tua untuk memahami perasaan anak saat itu. Apa yang dianggap kita tidak penting atau sepele, bisa jadi merupakan hal penting bagi sang anak. Dengarkan dan berilah respon yang tepat untuk anak seusianya.
Bagikan cerita positif yang menyenangkan
Saat meluangkan waktu bersama anak di rumah, atau di mana pun itu, carilah topik-topik positif yang enak dibahas bersama si kecil. Bagikan cerita positif yang dapat menginspirasi serta memotivasi sang anak. Bunda juga bisa membahas seputar topik-topik yang disukai si kecil. Misalnya saja pelajaran kesukaannya di sekolah, aktivitas bersama teman-temannya, sampai hobi yang sedang ia tekuni.
Cara berkomunikasi dengan anak bisa Bunda mulai dengan membahas hal-hal baik serta hal-hal yang si kecil gemari. Dengan kata lain, Bunda juga harus terus meng-update informasi tentang aktivitas sang anak setiap harinya. Ketahui hal yang ia sukai dan tidak ia sukai. Ini bisa jadi modal dasar untuk berkomunikasi dengan menyenangkan dan berkualitas bersama anak.
Luangkan quality time dengan anak setiap hari
Cari dan luangkan waktu berkualitas bersama anak setiap harinya. Selama ada waktu kosong di mana Bunda tidak disibukkan dengan pekerjaan kantor atau pekerjaan rumah, duduklah bersama si kecil dan nikmati waktu bersama-sama.
Ingatlah Bunda, cara berkomunikasi dengan anak tidak hanya berbicara saja. Melakukan aktivitas tertentu dan menghabiskan waktu bersama juga sebentuk komunikasi untuk menjalin ikatan antara orang tua dan anak. Temukan beberapa aktivitas seru yang bisa dilakukan bersama dengan si kecil saat akhir pekan. Contohnya seperti memasak masakan kesukaan sang anak bersama, menonton film keluarga, atau bermain bersama.
Perhatikan perbedaan sikap anak dalam berkomunikasi
Cara berkomunikasi dengan anak akan jadi semakin efektif saat Bunda tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan, melainkan juga memperhatikan bagaimana cara si kecil bercakap-cakap. Bisa saja ada perbedaan sikap saat sang anak sedang berkomunikasi dengan Bunda hari ini. Si kecil yang biasanya ceria, mendadak lesu dan murung. Bisa juga si kecil yang biasanya pendiam, mendadak jadi banyak bicara dan terlihat antusias.
Bunda bisa mencari tahu lebih jauh, sebenarnya ada apa dengan si kecil hari ini. Apakah ada hal yang mengganggu pikirannya? Ataukah ada hal-hal yang membuatnya merasa begitu senang hari ini. Mengetahui hal-hal ini dapat membantu si kecil untuk menyampaikan perasaannya dengan terbuka, sehingga Bunda pun lebih mudah memahami dan memberi respon yang tepat pada si kecil.