

ARTIKEL
Cacingan Tak Selalu Terlihat, Bunda! Ini Ciri-Ciri dan Jenis Cacing Penyebabnya
Oct 13, 2025 8:26pm
Cacingan adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing kecil yang hidup dan berkembang biak di dalam tubuh manusia, terutama di saluran pencernaan. Meski sering dianggap ringan, infeksi ini bisa berdampak besar terhadap kesehatan si Kecil, terutama bila dibiarkan terlalu lama. Apalagi, gejalanya sering samar dan mudah diabaikan oleh Bunda.
Yuk, kenali lebih dekat jenis-jenis cacing penyebab cacingan serta ciri-ciri yang perlu Bunda waspadai.
Jenis-Jenis Cacing yang Sering Menyerang Anak
1. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
Jenis ini paling umum ditemukan. Bentuknya bulat dan cukup panjang. Cacing gelang menetas di usus, namun larvanya bisa berpindah ke paru-paru sebelum kembali lagi ke usus. Proses ini bisa menyebabkan batuk, sesak napas ringan, atau napas berbunyi.
2. Cacing Kremi (Enterobius vermicularis)
Cacing dengan berukuran kecil, putih, dan bentuknya seperti benang. Cacing ini menyebabkan gatal hebat di area anus, terutama pada malam hari saat cacing betina bertelur. Infeksi ini sangat menular, terutama di lingkungan rumah atau sekolah.
3. Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale / Necator americanus)
Cacing tambang masuk ke tubuh melalui kulit, biasanya telapak kaki. Mereka menempel pada dinding usus dan mengisap darah sehingga bisa menyebabkan anemia ringan dan kelelahan.
4. Cacing Pita (Taenia spp.)
Cacing yang mempunyai bentuk panjang seperti pita. Penularan umumnya terjadi lewat makanan seperti daging sapi atau ikan yang tidak dimasak sempurna. Infeksi ini bisa mengganggu penyerapan nutrisi dan menimbulkan ketidaknyamanan di perut.
Ciri-Ciri si Kecil Terinfeksi Cacing
Infeksi cacing tidak selalu tampak jelas. Berikut beberapa tanda yang perlu Bunda perhatikan:
- Nafsu makan menurun, meskipun si Kecil masih aktif bermain.
- Berat badan stagnan atau sulit naik meskipun pola makan tidak berubah.
- Perut sering kembung atau terasa nyeri ringan yang datang dan pergi.
- Gatal di sekitar anus, terutama saat malam (gejala cacing kremi).
- Mudah mengantuk dan tampak lesu, terutama di sekolah.
- Batuk atau napas berat tanpa sebab yang jelas, bisa jadi tanda migrasi larva ke paru-paru.
- Ruam kulit atau biduran ringan, akibat reaksi alergi terhadap toksin cacing.
Kenapa Gejala Cacingan Sering Terabaikan?
Gejala cacingan sering mirip dengan kondisi ringan lain seperti flu, alergi, atau masalah pencernaan. Selain itu, si Kecil belum tentu bisa menjelaskan rasa tidak nyamannya secara akurat. Hal ini membuat infeksi cacing bisa bertahan lama tanpa disadari, dan Bunda baru menyadari ketika sudah muncul gejala yang lebih serius.
Dampak Jika Tidak Ditangani
Infeksi cacing yang dibiarkan bisa membawa dampak jangka panjang, di antaranya:
- Gangguan tumbuh kembang, karena tubuh si Kecil tidak menyerap nutrisi secara optimal.
- Anemia kronis, terutama karena infeksi cacing tambang yang mengisap darah.
- Masalah pernapasan, akibat larva cacing gelang yang bermigrasi ke paru-paru.
- Gangguan kulit, dari reaksi tubuh terhadap toksin cacing atau bekas garukan.
- Infeksi sekunder, seperti infeksi saluran cerna atau paru-paru.
Apa yang Bisa Bunda Lakukan?
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Berikut langkah yang bisa Bunda lakukan untuk melindungi si Kecil dari infeksi cacing:
-
Jaga Kebersihan Tangan dan Kuku
Ajarkan si Kecil untuk mencuci tangan setelah bermain, sebelum makan, dan setelah dari toilet. Jangan lupa potong kuku secara rutin agar telur cacing tidak menempel.
-
Perhatikan Kebersihan Makanan dan Lingkungan
Pastikan makanan dimasak dengan matang, cuci buah dan sayur dengan bersih, dan jaga area bermain si Kecil tetap higienis.
-
Ajari si Kecil Tidak Memasukkan Tangan ke Mulut atau Anus
Kebiasaan ini bisa menjadi jalan masuk telur cacing kembali ke dalam tubuh.
-
Rutin Beri Obat Cacing Setiap 6 Bulan
Meski si Kecil tidak menunjukkan gejala, pemberian obat cacing setiap 6 bulan tetap penting sebagai bentuk pencegahan.
Rekomendasi Obat Cacing untuk si Kecil: Konvermex
Untuk melindungi seluruh anggota keluarga dari cacingan, Bunda bisa rutin minum Konvermex setiap 6 bulan. Obat ini dapat dikonsumsi oleh si Kecil, Bunda, Ayah, hingga asisten rumah tangga karena risiko cacingan tidak hanya menyerang anak-anak, tapi juga orang dewasa.
Konvermex mengandung Pyrantel Pamoate, bahan aktif yang bekerja melumpuhkan dan menghancurkan cacing lalu mengeluarkannya dari dalam tubuh tanpa perlu pencahar. Tersedia dalam dua sediaan:
- Suspensi (sirup) dengan rasa manis yang disukai anak
- Tablet/kaplet yang cocok untuk orang dewasa atau anak yang sudah bisa menelan tablet
Kini, #AyoSalingJaga seluruh anggota keluarga dengan Konvermex dan jadi #KeluargaBebasCacingan.
Bunda bisa mendapatkan Konvermex dengan mudah di apotek dan toko obat terdekat, atau beli online di Official Store Konimex di e-commerce seperti Konimex estore, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.
Dengan pengetahuan yang tepat, Bunda bisa lebih sigap mendeteksi dan mencegah cacingan pada si Kecil. Jangan tunggu gejalanya parah, cegah sejak dini dan jaga tumbuh kembang si Kecil tetap optimal!