

ARTIKEL
5 Penyebab Cacingan pada Anak yang Sering Tidak Disadari
Jun 19, 2019 11:14am
Cacingan pada anak Indonesia menjadi masalah serius yang perlu ditangani secara khusus. Bahkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kasus cacingan meningkat setiap tahunnya dengan prevalensi mencapai 28%. Tentu saja, tingginya prevalensi cacingan pada anak juga dipengaruhi oleh iklim Indonesia yang tropis sehingga memungkinkan cacing berkembang biak dengan baik.
Di samping faktor iklim, ternyata ada beberapa penyebab cacingan pada anak yang sering tidak disadari oleh kedua orang tua. Apa saja?
1. Kebersihan jari dan kuku yang terabaikan
Bermain adalah aktivitas menyenangkan bagi setiap anak. Beberapa anak bahkan suka bermain di tanah yang basah. Padahal tanah basah memiliki kondisi lembap dan mendukung cacing untuk berkembang biak. Tentu saja, apabila tidak dijaga dengan baik, jari yang kotor bisa menjadi penyebab cacingan. Untuk itu, Bunda wajib mengajarkan anak agar selalu mencuci tangan dan kaki setelah bermain di luar ruang. Kebiasaan ini juga perlu didukung dengan rutinitas potong kuku minimal satu minggu sekali untuk mencegah adanya cacing yang bersarang.
2. Kontaminasi pada bahan-bahan makanan
Cacingan pada anak bermula ketika adanya telur cacing yang menetas di dalam tubuh. Umumnya, telur cacing mengontaminasi bahan-bahan makanan, seperti daging dan produk olahannya. Oleh karena itu, sebisa mungkin Bunda harus teliti dan cermat dalam memilih bahan makanan yang disajikan untuk anak agar terhindar dari bahaya infeksi cacing. Terlebih anak yang cacingan akan menjadi lebih mudah mengantuk, lemas, dan terancam anemia atau kekurangan sel darah merah.
3. Proses pengolahan makanan kurang sempurna
Cacing tetap bisa menempel di dalam bahan makanan yang tidak diolah dengan baik. Misalnya saat memasak daging, pastikan sudah matang sempurna. Hal ini dikarenakan daging yang cenderung setengah matang masih bisa menjadi ‘tempat tinggal’ bagi cacing. Juga berlaku ketika Bunda akan mengolah sayur-sayuran, bersihkan terlebih dulu dengan air mengalir agar kuman dan bakteri serta cacing yang mungkin bersarang dapat dibasmi.
4. Keluar rumah tanpa alas kaki
Perlu diketahui telur cacing bisa menembus kulit manusia. Oleh karena itu, sebelum anak bermain di luar rumah, selalu ingatkan untuk memakai sandal atau sepatu. Kaki yang tidak dilindungi dengan alas kaki yang tepat justru memicu perpindahan telur maupun cacing dari tanah ke permukaan kulit. Cacing tambang adalah jenis yang paling sering menjadi penyebab cacingan pada anak. Jika tidak segera mendapat penanganan medis, cacing tambang bisa mengisap darah di dalam usus anak.
5. Membiarkan anak jajan sembarangan
Anak-anak sulit membedakan makanan mana yang bersih atau layak dikonsumsi dan mana yang tidak. Membiarkan anak jajan sembarangan justru berisiko pada cacingan, terlebih jika Bunda tidak melarang anak-anak membeli makanan yang dijual terbuka atau tanpa kemasan. Lalat yang hinggap juga bisa membawa penyebaran telur cacing di dalam makanan tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya Bunda membawakan bekal dari rumah agar terjamin kebersihan dan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Bunda, cacingan pada anak tidak bisa diabaikan begitu saja. Apabila anak-anak menunjukkan tanda-tanda cacingan, seperti sakit perut, gatal di sekitar anus, demam, hingga sulit bernapas, maka segeralah periksakan kondisi kesehatan anak. Untuk penanganan utama, Bunda bisa memberikan obat cacing pada anak yang terinfeksi serta seluruh anggota keluarga lainnya guna mencegah penularan akibat perpindahan telur cacing melalui seprei atau benda lain di rumah.