ARTIKEL
Yuk, Kenali Beda Jenis Batuk Pada Anak
Jul 25, 2019 7:00pm
Anak-anak pada dasarnya memang mudah terserang penyakit. Salah satunya adalah flu dan batuk. Namun, perlu Bunda ketahui kalau batuk pada anak bermacam-macam. Hal tersebut dikarenakan oleh faktor penyebabnya. Mengetahui jenis batuk pada anak juga penting untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanganan medisnya. Berikut beberapa jenis batuk pada anak yang perlu Bunda ketahui.
Batuk berdahak
Batuk berdahak tidak hanya kerap dialami oleh orang dewasa saja. Jenis batuk anak ini juga kerap dialami oleh balita maupun anak di atas usia lima tahun. Jika anak terserang penyakit ini dampaknya adalah hidung menjadi tersumbat maupun berair. Di samping itu, nafsu makannya menjadi berkurang, mata berair hingga sakit tenggorokan, terutama ketika menelan saat makan.
Batuk ini juga disertai dengan flu dan biasanya dapat sembuh dalam waktu 1-2 minggu. Akan tetapi, bila demam pada anak tak kunjung menurun dan muncul ingus berwarna kehijauan, maka segeralah periksakan anak ke dokter. Sebab, dikhawatirkan bisa muncul infeksi pada anak. Mengatasi batuk ini Bunda bisa dapat memberi makanan dan minuman hangat agar nafas dan tenggorokan menjadi lega kembali.
Batuk croup
Sepintas gejala dari jenis batuk anak ini seperti asma dan mengeluarkan suara sesak atau mengi. Bila anak mengalami batuk croup, sebaiknya jangan panik. Sebab, gejala batuk seperti ini memang umum terjadi pada anak, terutama yang berusia 6 bulan sampai 3 tahun. Pada siang hari, gejala batuk akan membaik. Namun, saat memasuki malam hari atau ketika udara menjadi dingin batuk akan kambuh dan membuat anak tidak nyaman.
Sebenarnya, batuk tersebut disebabkan adanya infeksi saluran pernafasan yang berpengaruh pada tenggorokan dan saluran udara ke paru-paru serta laring. Akibatnya, muncul lendir dan peradangan. Meredakan batuk ini bisa menggunakan humidifier atau pelembap ruangan agar udara menjadi hangat.
Batuk kering
Jenis batuk anak berikutnya adalah batuk kering dan biasanya akan membuat kondisi pada anak memburuk pada malam hari maupun setelah melakukan aktivitas. Gejala batuk kering disinyalir pula sebagai gejala asma pada anak. Penyakit ini membuat kondisi paru-paru mengalami peradangan dan penyempitan dan muncul lendir secara berlebihan. Lendir inilah yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada paru-paru dan membuat anak menjadi batuk kering.
Dalam mencegah terjadinya batuk kering, Anda bisa melakukan pencegahan secara dini dan pastikan suhu udara dalam keadaan sejuk. Untuk batuk kering yang ringan, bisa diobati dengan pengendali asma. Namun, jika berlanjut bisa membawanya ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Batuk tersengal
Batu tersengal kerap melanda anak-anak usia balita khususnya di bawah dua tahun. Jenis batuk anak tersengal ditandai dengan adanya nafas yang cepat dan suaranya terdengar sedikit serak. Bila muncul gejala seperti ini, bisa jadi anak mengalami infeksi bronkiolus atau pembengkakan pada saluran kecil di paru-paru.
Untuk pemeriksaan batuk anak ini, sebenarnya tidak perlu menggunakan sinar-X atau melakukan tes darah. Biasanya dokter cukup mendiagnosisnya dengan cara melakukan pemeriksaan fisik maupun memeriksa riwayat kesehatannya secara menyeluruh. Akan tetapi, dalam kasus batuk tersengal yang lebih parah sebaiknya Bunda perlu membawanya ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan oksigen maupun penanganan medis lanjutan.
Batuk rejan
Terakhir, jenis batuk anak yang sering diderita baik oleh balita maupun anak di atas lima tahun adalah batuk rejan. Batuk ini dikenal pula dengan istilah pertusis yang disebabkan oleh bakteri pertusis yang menyerang saluran pernafasan anak. Pada bayi, memang memiliki risiko tinggi terserang batuk rejan ini.
Gejala awal batuk rejan adalah muncul tanda seperti flu pada umumnya. Namun, batuk baru akan muncul pada minggu kedua dan anak dapat muntah karena tersedak. Bahkan jika dibiarkan, batuk ini dapat bertahan lama lebih dari enam bulan dan mudah menular.
Mengingat jenis batuk anak dan gejalanya yang beragam, maka dari itu bunda haruslah selalu memberikan asupan gizi yang cukup pada anak. Selain itu, perhatikan kebersihan lingkungan agar tetap bersih dan sehat.