ARTIKEL

Inilah 15 jenis Imunisasi Dasar untuk Anak

Jun 02, 2024 7:23pm

Imunisasi adalah proses pembentukan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit yang berfungsi untuk mencegah anak terkena penyakit tertentu. Anak yang sudah mendapatkan imunisasi diharapkan lebih kebal terhadap penyakit, jika sakit hanya akan terkena penyakit ringan saja.

Biasanya, imunisasi diberikan dalam bentuk vaksin suntikan dan minum.

Terdapat dua jenis imunisasi, yaitu imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar adalah langkah pencegahan utama. Sementara itu, imunisasi lanjutan bertujuan untuk menjaga daya tahan tubuh tetap optimal seiring bertambahnya usia. Namun imunisasi dasar adalah yang paling penting dan harus dilakukan sedini mungkin.

Tidak hanya satu, terdapat beberapa jenis imunisasi dasar yang harus diberikan sejak bayi baru lahir. Dilansir dari laman Siloam Hospitals, berikut ini adalah urutan imunisasi dasar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).

 

 

  • Hepatitis B

 

Vaksin hepatitis B adalah jenis vaksin yang mengandung antigen virus hepatitis B (HBsAg) yang bermanfaat untuk mencegah virus hepatitis B yang menyebabkan peradangan pada organ hati. Vaksin ini sebaiknya diberikan pada anak umur 0-6 bulan.Ada baiknya vaksin ini diberikan pada bayi sebelum 24 jam setelah lahir dan dilakukan selama 4 kali dosis secara berkala dengan jadwal yang sudah ditentukan.

 

 

  • DPT

 

Vaksin DPT adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertussis (batuk rejan), dan tetanus. Ketiga penyakit ini adalah penyakit yang cukup sering dialami bayi dan anak-anak. Dalam vaksin DPT, terdapat kandungan diphtheria toxoid, tetanus toxoid, dan pertussis antigens yang dapat mencegah infeksi virus tersebut.

Dosis 1–3 diberikan ketika anak berusia 2, 3, dan 4 bulan atau 2, 4, dan 6 bulan dengan jarak waktu masing-masing adalah 4–6 minggu. Sementara itu, vaksin booster akan diberikan dua kali pada usia 18 bulan dan 5–7 tahun.

 

 

  • BCG

 

Imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah bayi dan anak-anak terkena penyakit tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB sendiri adalah infeksi serius yang dapat mengganggu kinerja paru-paru dan otak (meningitis), sendi, dan ginjal. Dosis pemberian hanya diberikan satu kali pada usia 0–1 bulan.

 

  1. HiB (Haemophilus Influenzae Type B)

Vaksin HiB (Haemophilus Influenzae Type B) adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus influenzae type b, seperti meningitis infeksi aliran darah, pneumonia, dan arthritis.  Dosis pemberiannya yaitu sebanyak tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan dan pemberian vaksin booster pada usia 18 bulan.

 

 

  • Polio

 

Vaksin polio adalah jenis vaksin yang bertujuan untuk mencegah penyakit akibat infeksi virus polio yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Virus polio dapat menyebabkan tidak dapat menggerakan anggota tubuh tertentu dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

Terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu Vaksin Polio Oral (VPO) dan Vaksin Polio Suntik (VPS).  VPO diberikan ketika bayi lahir sampai berusia 1 bulan, sementara VPS diberikan 2 kali sebelum anak berusia 1 tahun. 

 

 

  • PCV (Pneumokokus)

 

Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) berfungsi untuk mencegah penyakit pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali pada usia 2, 4, dan 6 bulan, dan vaksin boosternya saat usia 12–15 bulan.

 

 

  • Rotavirus

 

Vaksin rotavirus adalah jenis imunisasi dasar untuk anak guna mencegah infeksi rotavirus yang dapat menyebabkan diare pada bayi dan anak-anak. Vaksin rotavirus diberikan pada usia 6-12 minggu. 

Ada dua jenis vaksin rotavirus, yaitu monovalen dan pentavalen. Vaksin jenis monovalen diberikan sebanyak dua kali pada usia 6 minggu dan 4 minggu. Sementara itu, vaksin jenis pentavalen diberikan sebanyak tiga kali pada usia 6–12 minggu. Imunisasi  rotavirus ini harus selesai saat anak berusia 32 minggu.

 

 

  • Influenza

 

Vaksin influenza adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit flu yang disebabkan oleh virus influenza. Walaupun tidak berbahaya, flu bisa menyebabkan beberapa komplikasi, salah satunya adalah pneumonia. Imunisasi ini diberikan saat anak berusia 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian setahun sekali hingga usia 18 tahun karen virus influenza bisa bermutasi.

 

 

  • Japanese Encephalitis (JE)

 

Banyak orangtua yang belum pernah mendengar jenis imunisasi dasar yang satu ini. Imunisasi JE penting diberikan untuk mencegah infeksi virus JE yang ditularkan lewat gigitan nyamuk dan bisa menyebabkan peradangan otak. JE diberikan satu kali saat anak berusia 9 bulan dan dilanjutkan dengan booster saat anak berusia 2–3 tahun.

 

 

  • MR/ MMR

 

Vaksin MMR adalah vaksin yang bertujuan untuk melindungi anak dari tiga macam penyakit, yaitu Measles (campak), Mumps (gondongan), dan Rubella (cacar). Vaksin MMR diberikan ketika anak berusia 9 bulan, dilanjutkan dengan vaksin booster saat usia 18 bulan.

 

 

  • Hepatitis A

 

Imunisasi dasar untuk anak selanjutnya adalah imunisasi Hepatitis A. Vaksin ini dapat mencegah infeksi virus Hepatitis A yang dapat menyebabkan peradangan organ hati. Dosis vaksin Hepatitis A diberikan sebanyak dua kali pada usia 12 bulan, kemudian dilanjutkan dengan jarak 6–12 bulan setelah dosis pertama.

 

 

  • Varicella

 

Vaksinasi Varicella (Varivax) adalah vaksin yang diberikan untuk melindungi tubuh dari virus varicella zoster penyebab cacar air. Vaksin diberikan sebanyak dua kali saat berusia 12–18 bulan, sementara dosis kedua diberikan dengan jarak 6 minggu sampai 3 bulan.

 

 

  • Tifoid

 

Demam tifoid atau tifus adalah salah satu penyakit yang banyak dialami anak-anak. Salah satu cara pencegahannya yaitu dengan memberikan vaksin tifoid untuk mencegah penularan bakteri Salmonella typhi. Penularan terjadi dari makanan yang tidak higienis dan kontak langsung dengan penderita tifus. Vaksin tifoid diberikan sekali pada usia 2 tahun, lalu diberikan secara  berulang sampai usia 18 tahun.

 

 

  • Dengue (DBD)

 

Demam berdarah masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan memberikan vaksin dengue yaitu Tetravalent Dengue Vaccine (TDV) yang mengandung virus dengue 1 sampai 4 yang dilemahkan. Vaksin ini dapat diberikan pada orang yang belum maupun sudah pernah terkena demam berdarah. Diberikan sebanyak tiga kali pada usia 9–16 tahun dengan jarak setiap dosisnya 6 bulan.

 

 

  • Vaksin HPV

 

Vaksin HPV adalah vaksin yang bertujuan untuk melindungi tubuh dari infeksi human papillomavirus (HPV) untuk mencegah kanker serviks. Vaksin ini diberikan pada anak perempuan dua kali dalam rentang usia 9–14 tahun dengan arak 6–15 bulan setiap dosisnya.

Itulah jenis-jenis imunisasi dasar untuk anak yang harus diberikan sesuai dengan dosis dan umurnya. Bunda bisa membawa si kecil ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk diberikan imunisasi secara berkala. Tidak perlu takut dengan demam yang terjadi setelah imunisasi, karena bunda bisa memberikan Termorex untuk si kecil.

Termorex, merupakan sirup obat dengan kandungan paracetamol untuk membantu meredakan demam pada anak seperti setelah imunisasi, sakit kepala, dan sakit gigi. Termorex telah menjadi sirup obat demam andalan para ibu di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Hadir dengan rasa jeruk dan bebas alkohol.

Bunda bisa beli Termorex, di Apotek dan toko obat terdekat, atau beli secara online di Official Store Konimex di e-commerce favorit Bunda seperti Konimex store, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

 

Artikel Lainnya : Anak Demam Setelah Imunisasi? Segera Lakukan Ini

Tags:

Halaman