ARTIKEL

Cacingan Pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Jun 28, 2024 12:38am

Cacingan adalah penyakit menular yang kerap membuat orang tua khawatir. Pasalnya, cacingan pada anak masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Lantas, apa yang dimaksud dengan cacingan?

Infeksi cacing merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit dengan cara menempelkan diri dan menyerap nutrisi dari tubuh manusia. Hal ini akan sangat merugikan anak karena dapat menghambat tumbuh kembangnya. Beberapa sumber mengatakan bahwa infeksi cacing juga dapat menyebabkan anak sulit konsentrasi karena kekurangan nutrisi, sehingga akan mempengaruhi kecerdasan anak.

Ada beberapa jenis cacing yang menjadi sumber infeksi cacing. Ingin tahu? Yuk, baca artikel ini sampai habis agar bunda bisa lebih waspada!

Penyebab Cacingan
Cacingan umumnya disebabkan karena lingkungan dan konsumsi makanan yang tidak higienis. Namun untuk lebih spesifik, ada 3 jenis cacing yang dapat yang paling mudah masuk ke tubuh manusia, yaitu:

1. Cacing Tambang
Infeksi cacing tambang umumnya disebabkan oleh cacing jenis Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Inang utama cacing ini adalah hewan, sehingga mereka tidak bisa hidup terlalu lama di dalam tubuh manusia. Cara penularannya sangat mudah, misalnya dengan konsumsi makanan yang terkontaminasi atau dengan menembus lapisan kulit.

Cacing tambang berwarna putih keabuan dan berbentuk silinder dengan ukuran panjang cacing antara 9 - 13 mm untuk betina, dan 5 - 11 mm untuk cacing jantan. Setelah masuk kedalam tubuh manusia, cacing tambang akan menuju usus untuk berkembang biak. Telur yang menetas kemudian keluar bersama feses dan akan mengkontaminasi tanah dan air di sekitarnya.

2. Cacing Kremi
Cacing kremi (enterobius vermicularis) adalah jenis cacing yang berukuran sangat kecil, yaitu sekitar 0,6–1,3 cm. Ukuran telurnya yang juga kecil menyebabkan mudahnya penularan cacing kremi melalui kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi telur cacing kremi. Bsa jadi karena sering mengemut jempol, menggigit kuku, atau tidak cuci tangan sebelum makan.

Telur tersebut akan masuk ke dalam tubuh lalu menuju ke usus halus, kemudian berkembang biak di usus besar. Saat malam hari, cacing kremi bertelur di anus sehingga membuat anak sering menggaruk area tersebut.

3. Cacing Pita
Cacing pita (cestodes) biasanya ditularkan saat mengkonsumsi daging hewan, seperti babi atau sapi yang tidak matang atau kurang higienis. Saat makanan tertelan, cacing akan menempel di dinding usus dan hidup di sana. Ukuran cacing pita dewasa bisa mencapai 15-25 meter dan bertahan hidup sampai 30 tahun.

Infeksi cacing jenis ini sebenarnya termasuk infeksi ringan, namun cacing pita juga berpotensi untuk menginfeksi organ tubuh lain sehingga mengakibatkan komplikasi yang cukup serius.

Gejala Cacingan pada Anak
Gejala cacingan sebenarnya berbeda-beda, tergantung dari jenis cacing yang menginfeksi tubuh. Namun, ada beberapa gejala umum cacingan yang perlu bunda tahu, yaitu:

  • Kehilangan nafsu makan
  • Berat badan turun
  • Sering sakit perut
  • Gatal di bagian anus
  • Gelisah atau tidak bisa tidur
  • Mudah lelah


Setiap anak juga bisa mengalami gejala yang berbeda-beda. Jika sudah parah, bisa mengalami diare, nyeri perut, dan anemia.

Cara Mengatasi Cacingan pada Anak
Untuk mengatasi cacingan pada anak dan keluarga, pastikan lingkungan rumah dan sekitar selalu bersih. Selain itu, bunda bisa mengajarkan anak untuk terbiasa peduli dengan kebersihan, seperti:

  • Mencuci tangan dengan sabun setelah bermain, serta sebelum dan sesudah makan.
  • Gunting kuku secara rutin agar tetap pendek agar cacing tidak menjadi tempat cacing berkembang biak.
  • Ganti baju terutama setelah pulang sekolah dan bermain.
  • Selalu gunakan alas kaki saat keluar rumah.
  • Hindari bermain di tempat kotor.
  • Jangan menggaruk anus jika gatal, karena dapat menyebabkan iritasi dan menularkannya ke orang lain.


Jangan lupa juga untuk rutin minum Konvermex tiap 6 bulan sekali berbarengan dengan seluruh anggota keluarga termasuk asisten rumah tangga karena, resiko cacingan tidak hanya pada anak saja tapi orang dewasa juga.

Konvermex mengandung bahan aktif Pyrantel Pamoate yang dapat melumpuhkan dan menghancurkan cacing serta mengeluarkannya dari dalam tubuh tanpa memerlukan pencahar.

Konvermex tersedia dalam 2 sediaan yaitu suspensi dan tablet/kaplet lho jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan kalau kamu tidak bisa minum tablet/kaplet, bisa minum yang sediaan suspensi. #AyoSalingJaga seluruh anggota keluarga dari cacingan dan menjadi #KeluargaBebasCacingan.

Bunda bisa beli Konvermex, di Apotek dan toko obat terdekat, atau beli secara online di Official Store Konimex di e-commerce favorit Bunda seperti Konimex estore, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

Artikel Lainnya: Penggunaan Obat Cacingan yang Aman untuk Keluarga

Tags:

Halaman