ARTIKEL
Cacing, Organisme yang Senang Menjadi Parasit
Sep 15, 2015 3:44pm
Cacing itu cerdik, lucu, dan menggemaskan. Tetapi itu hanya berlaku di film-film kartun untuk anak-anak. Cacing juga organisme yang dibutuhkan untuk menggemburkan tanah. Namun pandangan bunda berubah ketika makhluk seperti itu menumpang hidup atau menjadi parasit dalam tubuh buah hati bunda.
Istilah awam ketika cacing menumpang hidup dalam tubuh manusia dan membuat induk semangnya menderita gangguan kesehatan adalah cacingan. Jenis cacing yang sering menjadi parasit pada tubuh manusia adalah cacing kremi (Enterobius vermicularis), cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale, Necator americanus), dan cacing rambut (Trichostrongylus colubriformis).
Umumnya cacing masuk melalui makanan, meskipun ada juga yang masuk melalui pori-pori kulit, misalnya cacing tambang. Sebagai parasit, cacing hidup dari makanan yang sudah ada dalam tubuh kita atau dengan kata lain mereka mengambil jatah asupan yang seharusnya digunakan untuk menunjang aktivitas tubuh dan pertumbuhan.
Ketika jumlahnya masih sedikit, gejala dan tanda cacingan barangkali tidak kelihatan atau tidak begitu jelas. Namun ketika jumlahnya cukup banyak, gejala yang harus dikenali adalah lesu, tak bergairah, suka mengantuk dan badan kurus meskipun buah hati bunda doyan makan. Gangguan yang dapat dialami adalah kurang gizi, kurang darah atau anemia. Yang memrihatinkan adalah apabila gangguan-gangguan tadi sampai berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasasan dan menurunkan daya tahan tubuh buah hati bunda.
Pantat gatal merupakan salah satu gejala untuk jenis cacing kremi. Ketika spesies ini menjadi parasit, indung cacing keluar dari lubang anus, biasanya pada malam hari ketika buah hati kita tidur, dan meletakkan telurnya di daerah peri-anal (sekeliling anus. Menggunakan selotip, sampel telur dapat diambil dan diamati melalui mikroskop.
Pada infeksi cacing gelang, infeksi sering baru diketahui setelah cacing keluar secara spontan bersama tinja atau dimuntahkan. Telur cacing menetas di usus menjadi larva yang kemudian menembus dinding usus, masuk ke aliran darah dan menimbulkan gejala-gejala seperti batuk, bersin dan demam ketika ada yang memilih paru sebagai tempat tinggal yang baru. Saking banyaknya, cacing juga dapat menyebabkan obstruksi total pada saluran cerna, yang merupakan kondisi darurat sehingga penderita perlu dirujuk ke rumah sakit.
Pencegahan infeksi cacing dilakukan dengan upaya-upaya memperbaiki sanitasi lingkungan, terutama tempat anak-anak beraktivitas. Dan yang tidak kurang penting adalah mengajarkan higiene perorangan kepada buah hati kita, misalnya cara mencuci tangan dengan baik dan benar.
Apabila gambaran klinis menunjukkan bahwa cacing telah masuk ke dalam tubuh, upaya yang dapat dilakukan adalah pemberian obat cacing seperti Konvermex 125 yang tersedia dalam bentuk suspensi rasa jeruk dan tablet. Bahan aktifnya, pirantel pamoat, berfungsi melumpuhkan dan menghancurkan cacing-cacing seperti yang disebutkan di atas serta mengeluarkan mereka dari dalam tubuh tanpa memerlukan pencahar. Apabila bunda curiga bahwa cacing yang sama juga sedang berpesta di tubuh bunda, ada Konvermex 250 yang tersedia dalam bentuk suspensi rasa vanilla latte dan kaplet.
Penting sekali memperhatikan aturan pakai yang disertakan dalam kemasan. Dan apabila bunda ragu, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter.***