ARTIKEL

Beda dengan Batuk Biasa, Waspadai Gejala Batuk Rejan pada Anak!

Aug 01, 2022 10:09am

Pernahkah Bunda mendengar istilah batuk 100 hari? Biasanya, batuk ini menular dengan sangat cepat terutama pada anak-anak. Bahkan batuk 100 hari atau batuk rejan dapat menyebabkan kematian pada anak, khususnya bayi yang berusia di bawah satu tahun.

Apa Itu Batuk Rejan?

Dilansir dari Alodokter, Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi bakteri pada saluran pernapasan dan paru-paru. Penularan penyakit ini sangat cepat dan dapat mengancam nyawa penderitanya, terutama bila terjadi pada bayi dan anak-anak.

Batuk rejan juga sering disebut sebagai batuk 100 hari karena dapat berlangsung hingga 3 bulan lamanya. Penyebab batuk rejan adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis. Bakteri ini menempel pada lapisan saluran udara dalam sistem pernapasan atas. Lalu bakteri melepaskan racun hingga menyebabkan peradangan.

Ciri-Ciri Batuk Rejan

Ciri khas batuk rejan biasanya diawali dengan bunyi tarikan napas panjang melengking yang terdengar seperti “whoop”. Biasanya batuk rejan ditandai dengan rentetan batuk keras yang terjadi secara terus-menerus. Kondisi ini dapat menyebabkan penderita kesulitan bernapas.

Awalnya batuk berlangsung ringan. Namun kondisi batuk akan bertambah parah dan disertai gangguan kesehatan lainnya, seperti hidung tersumbat, mata berair, demam, dan tenggorokan kering.

Perbedaan Batuk Rejan dengan Batuk Biasa

Bunda mungkin akan sedikit kesulitan membedakan gejala awal batuk rejan dan batuk biasa. Namun sebaiknya Bunda waspada bila gejala-gejala awal batuk menyerang anak dan bertahan lebih dari satu minggu.

Gejala awal batuk rejan seperti flu atau hidung meler, demam ringan, batuk sesekali, dan apnea (jeda dalam bernapas pada bayi).

Lalu pada gejala tingkat lanjut, batuk rejan dapat berlangsung dalam waktu lama. Beberapa gejala batuk rejan tingkat lanjut seperti batuk yang cepat diikuti dengan rejan atau “whoop” nada tinggi, muntah dan kelelahan.

Cara Mengatasi Batuk Rejan

Batuk rejan sebaiknya diatasi sedini mungkin, setidaknya pada 1-2 minggu pertama gejala muncul. Batuk rejan disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu pengobatan menggunakan antibiotik dapat dilakukan. Antibiotik bekerja membasmi bakteri serta mencegah penyebaran infeksinya. Meski demikian, Bunda memerlukan resep dokter sebelum memberikan antibiotik pada anak.

Bunda juga dapat melakukan perawatan mandiri di rumah. Beberapa cara yang dapat dilakukan di antaranya yaitu:

  • Memperbanyak istirahat dan minum air putih yang cukup
  • Makan dengan porsi lebih kecil, tetapi lebih sering
  • Menjaga kebersihan dan menjauhi paparan debu atau asap rokok
  • Menggunakan pelembap ruangan
  • Menutup mulut dan hidung atau menggunakan masker saat batuk atau bersin
  • Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin

Perawatan di rumah sakit diperlukan jika batuk rejan terjadi pada bayi dan anak dengan riwayat penyakit paru-paru, jantung, saraf, serta penderita dengan gejala berat.

Cara terbaik mencegah batuk rejan yaitu dengan imunisasi pertusis. Vaksin ini biasanya diberikan bersamaan dengan vaksin difteri, tetanus, dan polio (vaksin DPT).

Selalu siap sedia obat batuk khusus anak sesuai dengan gejalanya, Bunda. Yuk cek Anakonidin yang sesuai dengan gejala batuk si Kecil ya Bun, karena beda batuknya, beda Anakonidinnya. Segera temui dokter apabila kondisi kesehatan si kecil semakin buruk.

Tags:

Halaman