ARTIKEL

4 Jenis Cacing Penyebab Cacingan, Gejalanya berbeda-beda!

Aug 02, 2024 2:17pm

Seperti namanya, cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing atau parasit yang menempel dalam tubuh manusia. Penyakit ini tentunya sangat merugikan karena cacing tersebut dapat menyerap nutrisi dan menghambat tumbuh kembang anak.

Cacingan dapat dipicu oleh kebiasaan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan yang tidak higienis, jarang mencuci tangan, tidak mencuci bahan makanan, dan tidak memakai alas kaki saat keluar rumah.

Cara penularan penyakit cacingan umumnya lewat mulut dengan cara tertelan atau terhirup. Tetapi tahukah bunda bahwa penularan penyakit cacingan berbeda-beda sesuai dengan jenis cacing yang menginfeksi. Selain itu, gejala yang ditimbulkan juga berbeda, lho!

Memang apa saja jenis cacing penyebab cacingan? Cari tahu jawabannya di artikel ini, ya!

Jenis Cacing Penyebab Cacingan
Dilansir laman Medical News Today, setidaknya ada beberapa jenis cacing yang dapat menginfeksi tubuh manusia, yaitu:

1.
Cacing Gelang
Cacing gelang atau askariasis adalah penyakit yang disebabkan infeksi cacing jenis ascaris lumbricoides. Ukuran cacing gelang cukup besar, yaitu sekitar 10-35 cm. Infeksi cacing gelang bisa terjadi karena konsumsi makanan yang tidak sehat, seperti makanan mentah, makanan yang tidak dicuci, atau tidak sengaja minum air yang terinfeksi telur cacing gelang.

Infeksi cacing gelang ditandai dengan kram perut, mual, diare muntah, serta badan yang mudah lelah. Setelah cacing gelang masuk ke dalam tubuh manusia, mereka akan menetaskan telurnya di usus, dan larvanya akan pindah ke paru-paru. Cacing gelang juga bisa berpindah ke bagian tubuh lain seperti tenggorokan.

2.
Cacing Tambang
Infeksi cacing tambang umumnya disebabkan oleh cacing jenis Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Cacing tambang berbentuk silinder dan berwarna putih berukuran antara 9 - 13 mm untuk betina, dan 5 - 11 mm untuk cacing jantan.

Berbeda dengan cacing gelang, cacing tambang bisa menular lewat pori-pori manusia dan masuk ke kulit. Maka dari itu, cacing tambang rentan menular jika anak tidak memakai alas kaki saat ke luar rumah.

Sebenarnya, cacing tambang tidak bisa hidup terlalu lama dalam tubuh manusia karena inang utamanya adalah hewan. Jika sudah masuk ke dalam tubuh manusia, cacing tambang akan berkembang biak di usus dan menetaskan telurnya. Kemudian, telur akan keluar bersama feses yang dapat menyebabkan air di sekitarnya ikut terkontaminasi.

Gejala infeksi cacing tambang identik dengan munculnya ruam pada kulit, diare, nyeri perut, nafsu makan dan berat badan menurun, serta BAB berdarah.

3.
Cacing Kremi
Cacing kremi atau enterobius vermicularis adalah jenis cacing yang berukuran 0,6–1,3 cm. Ukuran tubuh cacing dan telurnya yang kecil ini membuat penularan cacing kremi semakin mudah. Sama seperti jenis cacing sebelumnya, telur cacing kremi akan masuk ke usus halus,  kemudian berpindah dan bertelur di usus besar.

Saat malam hari, cacing kremi akan berpindah bertelur di anus. Itulah yang sering menyebabkan penderita cacingan merasa gatal di sekitar anus, terutama saat malam hari.

Menggaruk bagian anus yang gatal dapat memperburuk keadaan karena cacing kremi bisa saja menempel di permukaan benda dan menginfeksi orang lain. Infeksi cacing kremi bisa disebabkan akibat kebiasaan menggigit kuku atau mengemut jempol yang setelah memegang permukaan benda yang terinfeksi cacing kremi.

4.
Cacing Pita
Cacing pita atau cestoda adalah cacing berukuran cukup besar yang bisa mencapai 15-25 meter dan dapat bertahan hidup sampai 30 tahun. Infeksi cacing pita biasanya ditularkan saat mengkonsumsi makanan mentah seperti daging sapi atau babi yang kurang matang. Selain itu, cacing pita juga bisa ditularkan jika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi cacing pita.

Setelah cacing pita masuk ke dalam tubuh, cacing akan menempel dan hidup di dinding usus. Meskipun termasuk infeksi ringan, cacing pita juga berpotensi untuk menginfeksi organ tubuh lain dan menyebabkan komplikasi seperti penyumbatan pada saluran pencernaan dan peradangan usus.

Infeksi cacing pita biasanya ditandai dengan nyeri perut, penurunan berat badan dan masalah pencernaan. Sama seperti cacing kremi, telur cacing pita yang keluar bersama fese dapat membuat anus terasa gatal

Untuk mencegah infeksi dan penularan penyakit cacingan, jangan lupa juga untuk
rutin minum Konvermex tiap 6 bulan sekali berbarengan dengan seluruh anggota keluarga termasuk asisten rumah tangga karena, resiko cacingan tidak hanya pada anak saja tapi orang dewasa juga. Konvermex mengandung bahan aktif Pyrantel Pamoate yang dapat melumpuhkan dan menghancurkan cacing serta mengeluarkannya dari dalam tubuh tanpa memerlukan pencahar.

Konvermex tersedia dalam 2 sediaan yaitu suspensi dan tablet/kaplet lho jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan kalau si kecil tidak bisa minum tablet/kaplet, bisa minum yang sediaan suspensi. #AyoSalingJaga seluruh anggota keluarga dari cacingan dan menjadi #KeluargaBebasCacingan.

Bunda bisa beli Konvermex, di Apotek dan toko obat terdekat, atau beli secara online di Official Store Konimex di e-commerce favorit Bunda seperti Konimex estore, Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

Tags:

Halaman