ARTIKEL

Jangan Anggap Remeh Demam Tifoid

May 09, 2016 5:08pm

Ibu Ani pada suatu siang menerima telepon dari Pak Toni, supir yang biasa mengantar jemput putranya. Ada kabar buruk. Adit, yang baru duduk di kelas satu sekolah dasar, tidak bisa pulang bersama kelompok jemputannya. Karena suatu alasan yang dapat dimaklumi, teman-temannya tidak bersedia satu mobil dengan Adit. Itu sebabnya Pak Toni meminta kesediaan Ibu Ani untuk menjemput sendiri putranya..

 

Ternyata pada hari itu Adit sakit perut, padahal Adit belum bisa membersihkan diri sendiri setiap buang air besar. Akibatnya bau yang tidak sedap membuatnya dijauhi oleh teman-temannya. Guru sekolah pun rupanya cuek saja meskipun kejadian itu menimbulkan kehebohan yang tidak sedikit. Mungkin ia merasa bahwa menceboki anak bukan tanggung jawab seorang guru, terlebih ia guru sekolah dasar yang bergelar S1.

 

Setiba di rumah, Adit masih buang air besar lagi, yang sangat cair dan disertai semburan gas. Frekuensinya cukup tinggi sampai suhu tubuhnya mulai naik. Ibu Ani berusaha mencegah dehidrasi dengan memberi Adit minum sebanyak-banyaknya. Pada petang hari, karena Adit makin lemah, demam tinggi, dan tidak mau makan, ia dibawa ke UGD. Di sana sisa fesesnya diperiksa oleh laboratorium, yang selanjutnya terbukti mengandung bakteri.

 

Diagnosis yang ditegakkan adalah Adit menderita demam tifoid, dengan infeksi yang mungkin sudah terjadi beberapa hari sebelumnya. Beruntung ibunya tanggap sehingga Adit tidak sampai mengalami dehidrasi dan tidak usah dirawat inap.

 

Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi (S. typhi) dan menimbulkan gangguan pada saluran gastrointestinal. Pada penderita penyakit ini darah dan saluran pencernaannya mengandung bakteri S. typhi. Penularan penyakit ini terjadi secara langsung melalui makanan atau air (minuman) yang terkontaminasi oleh bakteri itu. Bakteri ini memasuki saluran pencernaan (usus), menyebar ke hati, limpa, dan kandung empedu melalui darah, lalu berkembang biak di sana. Lalat juga berperan dalam penyebaran demam tifoid dengan membawa bakteri S. typhi langsung dari feses ke makanan yang dihinggapi. Gejala-gejala demam tifoid muncul 3 hari sampai 3 minggu sesudah seseorang kemasukan bakteri penyebab. Sesudah penderita diobati dan seminggu setelah gejalanya membaik biasanya feses maupun cairannya tidak mengandung bakteri lagi. Kendati demikian ada sebagian penderita yang sembuh dari demam tifoid tetapi fesesnya masih mengandung S. typhi. Mereka kelihatan sehat dan tidak memperlihatkan gejala penyakit tetapi sesungguhnya masih membawa bakteri penyebab penyakit itu dalam tubuhnya.

 

Apakah buah hati bunda menderita demam tifoid? Berikut ini gejala-gejalanya yang umum. Buah hati bunda diare dan mengalami demam tinggi 39 sampai 40 derajat Celsius secara terus-menerus. Kebalikan dari diare, boleh jadi buah hati bunda malahan mengalami sembelit atau konstipasi. Buah hati bunda juga mengeluh sakit kepala dan badan terasa tidak enak, denyut jantung menurun, kehilangan selera makan (anoreksia), dan mungkin ditambah ruam kulit (bintik-bintik kemerahan pada kulit di bagian bawah dada atau perut bagian atas).

 

Penderita biasanya diberi antibiotik dan kondisi penderita akan membaik dalam 2 sampai 3 hari sesudah meminum antibiotik dengan baik. Penderita yang tidak mendapatkan terapi akan terus mengalami demam selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

 

Apa upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari endemik demam tifoid? Hindari tempat yang kotor atau memiliki sanitasi buruk. Hindari daerah endemik demam tifoid. Apabila dua yang di atas tidak dapat dihindari, lakukan upaya-upaya berikut:

  • Masak air sampai matang sebelum digunakan untuk minum atau menggosok gigi.
  • Makan hanya makanan yang dimasak sampai matang dan disajikan dalam keadaan hangat/panas.
  • Hindari makanan mentah. Masak atau kupas makanan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
  • Hindari jajan makanan dan minuman apa pun di tempat yang tidak terjamin kebersihannya.
  • Jangan gunakan sembarang es batu untuk dibubuhkan ke dalam minuman, kecuali jika es batu itu jelas terbuat dari air mineral atau air yang sudah dimasak lebih dahulu.
  • Tutup makanan dengan tudung saji dan simpan di tempat yang bersih dan terlindung dari kecoa, lalat, atau tikus.
  • Bawalah selalu cairan yang mengandung alkohol untuk membersihkan tangan apabila air bersih tidak tersedia.

 

Seandainya buah hati bunda terlanjur sakit, lakukan yang berikut ini:

  • Cuci tangan sebersih mungkin dengan sabun dan air bersih sesudah menggunakan toilet, dan bagi bunda sendiri, sebelum menyiapkan/memasak makanan, dan sebelum makan, terutama jika buah hati bunda sedang mengalami gejala-gejala demam tifoid.
  • Gunakan antibiotik yang diresepkan oleh dokter sesuai anjuran (sampai habis) walaupun keadaan sudah membaik.
  • Jalani diet sehat untuk mengganti zat-zat gizi yang hilang selama sakit.
  • Tingkatkan konsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi akibat demam atau diare berkepanjangan.

 

Yang tidak kurang penting. Agar terhindar dari situasi tidak nyaman seperti yang dialami oleh Adit, ada baiknya bunda menyiapkan buah hati bunda untuk mahir membersihkan diri sendiri sesudah buang air kecil dan terutama sesudah buang air besar. Jangan mengandalkan orang lain, meskipun orang baik pasti ada cuma siapa tahu kebetulan tidak berada dekat dengan buah hati bunda. ***

Tags:

Halaman