ARTIKEL

Anak Terkena Kejang Demam, Apakah Berpengaruh Pada Kecerdasannya?

Aug 26, 2020 10:36am

Sebagai orang tua, pasti akan sangat khawatir dan juga takut jika melihat anak sedang mengalami kejang demam. Gejala ini pada umumnya dialami oleh bayi dari umur 6 bulan sampai 5 tahun dan ditandai oleh naiknya suhu tubuh anak yang drastis sampai melebihi 38 derajat celcius, keringat berlebih, serta badan mengalami kejang.

 

Walaupun gejala kejang demam ini tidak akan mengakibatkan dampak secara jangka panjang pada anak, namun sebaiknya Bunda mengetahui beberapa fakta mengenai kejang demam agar dapat waspada jika suatu hari si kecil mengalami gejala tersebut.

 

Apa yang terjadi pada anak ketika mengalami kejang demam?

Kejang demam terjadi akibat respon tubuh terhadap demam yang muncul dalam tubuh anak. Apa yang menyebabkan demam tersebut?

  • Infeksi dalam tubuh anak yang disebabkan oleh virus yang melanda seperti virus flu, radang amandel, dan infeksi telinga. Infeksi saluran kemih juga sering ditemukan pada anak yang sering memakai celana popok.
  • Dampak imunisasi
  • Faktor genetik yang mana orang tua pernah mengalami kejang demam berulang, sehingga akan menurun kepada anak
  • Riwayat kejang demam juga akan berpengaruh. Jika sebelumnya anak saat di bawah 1 tahun pernah mengalami kejang demam, kemungkinan besar dapat mengalami kejang demam berulang di kemudian hari

 

Anak kecil rentan terhadap gejala  kejang demam karena otak belum terbentuk matang sempurna yang akan mempengaruhi pengatur suhu tubuh yang juga belum sepenuhnya berkembang. Ini akan memancing risiko kejang saat tubuh mengalami infeksi tertentu, terutama saat suhu tubuh tinggi.

 

Apa yang harus dilakukan jika si kecil mengalami kejang demam?

Jika si kecil mengalami kejang demam, sebaiknya Bunda tetap tenang dan jangan langsung panik. Pastikan Bunda melakukan pertolongan pertama pada anak dengan mengikuti beberapa langkah panduan berikut ini:

  • Letakkan anak pada tempat yang nyaman agar anak tidak terluka saat mengalami kejang demam, seperti kasur atau sofa. Pastikan Bunda tidak menahan gerakan anak.
  • Pastikan Bunda selalu ada di sisi anak saat mengalami kejang demam. Jangan ditinggalkan tanpa pengawasan dan amati gerak-gerik serta perilaku anak saat gejala terjadi.
  • Jangan memasukkan apapun dalam mulut anak untuk menghindari anak tersedak
  • Kebanyakan gejala kejang demam juga disertai keluarnya busa atau muntah dari mulut anak, sehingga lebih baik untuk membiarkan anak tidur dalam posisi miring untuk menghindari busa atau muntah masuk lagi ke dalam mulut, sehingga anak tidak tersedak.
  • Pada umumnya, kejang demam akan reda dengan sendirinya dalam beberapa menit. Jika melebihi 5 menit, segera larikan anak ke rumah sakit terdekat untuk ditangani lebih lanjut oleh dokter dan diketahui lebih lanjut penyebab kejang demam.

 

Apakah kejang demam akan mempengaruhi kecerdasan anak?

Kejang demam akan hilang dengan sendirinya setelah anak berumur 5 tahun, terlebih  ketika otak sudah tumbuh dengan sempurna. Tenang saja, kejang demam sering terjadi pada anak kecil di bawah umur 5 tahun dan umumnya tidak akan berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Namun, epilepsi bisa terjadi pada kurang dari 5% populasi anak yang mengalami kejang demam, biasanya disebabkan oleh faktor risiko lain.

 

Kapan Bunda harus mulai khawatir?

Tidak semua kejang yang disertai demam adalah kejang demam. Jika anak berusia lebih dari 5 tahun mengalami gejala tersebut, pemeriksaan lebih lanjut harus dilakukan untuk melihat faktor lain yang menyebabkan terjadinya kejang demam. Jika setelah kejang anak tidak kunjung sadar, lebih banyak tidur, lesu, dan kurang responsif, ada kemungkinan itu  merupakan gejala awal dari meningitis atau radang otak yang perlu dievaluasi lebih lanjut.

 

Kejang demam memang terdengar menyeramkan. Tetapi, ingatlah bahwa gejala tersebut cukup umum  ditemukan dalam anak usia kecil serta tidak memberi dampak jangka panjang pada anak. Kemudian, kejang demam akan hilang dengan sendirinya setelah anak berumur 5 tahun lebih. Kuncinya adalah Bunda harus tetap tenang jika anak mengalami kejang demam, amati gejala lain yang menyertainya agar dapat tetap waspada, dan dukung terus tumbuh kembang anak.

Tags:

Halaman